Mawar putih
Yang tak berhenti
Mawar itu setiap pagi
Memandang tajam jendela jeruji
Siap menggantung puisi?
Mengapa tak kau tanam di sini?
Dari jendela masih tergantung puisi
Seperti kau pulang nanti
Sampai tak menangkap lagi matahari
Hanya mengingkari mati
Aku hanya berdiri
Di antara puisi dan mawar duri
Di antara hidup dan mati
Yang hanya dibatasi jendela kisi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!