Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang MASA DEPAN. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah Peringkat # 1 ========================================== Puji TUHAN atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Kehilangan Indah

23 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 23 Februari 2024   08:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Kehilangan Indah

Sejak kepulangan Indah di Pekalongan, tepatnya di kampung halamannya di Desa Pekajangan, sampai sekarang saya belum bertemu lagi. Sudah saya cari di tempat kerjanya juga di tempat kosnya. Semua orang yang saya tanya tentang keberadaan Indah seolah kompak menjawab tidak tahu. Mencoba menghubungi via hape juga tidak berhasil karena nomornya tidak aktif. Saya berusaha tetap berpikir positif tentang Indah, dan rencananya besok akan saya coba lagi ke tempat kerjanya untuk menemui Indah barangkali sudah ngantor lagi karena mungkin cutinya sudah habis. Selama ini saya dan Indah boleh dikatakan tak pernah mendiskusikan urusan pekerjaan kantor, sehingga tentang cuti misalnya, saya tidak tahu persis seperti apa kebijakan cuti di kantornya Indah.

Saya mencoba mengingat-ngingat kembali apakah ada kesalahan saya, kesalahan ucapan atau sikap saya yang menyebabkan Indah tersinggung. Saya coba dan coba lagi untuk mengingat seluruh perbuatanku ketika itu namun belum ketemu.

Saya pasrah dan hanya berharap sebelum besok ke kantornya, hape Indah sudah diaktifkan kembali dan ada kabar dari Indah.

Sempat terbersit juga dalam benak saya, keinginan untuk mencari Indah di kampung halamannya. Sampai detik ini saya belum mengakui bahwa ini rindu, tapi saya mengakui bahwa saya sangat sayang pada Indah, karena saya juga belum mengakui bahwa saya cinta Indah. Kelebihan Indah yang telah saya akui adalah dia selalu berusaha ada untuk saya. Mengisi sebagian besar hidup saya dengan indah. Demikian pula saya berusaha membalasnya dengan berusaha untuk bisa hadir mengisi hidupnya dengan sesuatu yang bermanfaat. Tapi saya belum memutuskan untuk berniat menjadi pendamping hidupnya, karena saya masih merasa barangkali ada pilihan pendamping hidup yang terbaik buat Indah. Kecuali jika Indah sudah menyatakan rela berbagi suka dan duka untuk hidup sederhana bersama saya.

Tiba-tiba hape saya menyala ada notifikasi WA.

"Mas Bambang, maafkan aku ya mas?," isi pesan pertama belum sempat saya balas muncul pesan kedua, "Aku sudah resign dari kantor, mas," isi pesan kedua belum sempat saya balas muncul pesan ketiga,"Aku sudah pamitan sama teman-teman via hape, dan aku sudah bilang ke teman-teman kalau ada yang mencari dijawab tidak tahu, " isi pesan ketiga belum sempat saya balas muncul pesan keempat, " Oleh Ibu, aku tidak boleh kembali ke Bandung, mas.... karena mau dijodohkan," isi pesan keempat belum sempat saya balas muncul pesan kelima," Kata Ibu, Mas Bambang bukan jodohnya Indah...karena kata Ibu, Mas Bambang tidak menyebutkan bahwa Indah pacarnya Mas Bambang." Itu isi  pesan terakhir dari Indah, karena balasan-balasan yang saya ketikkan di hape setelah pesan terakhir tersebut, tak ada balasan lagi dari Indah.

Dalam hati saya, saya berkata bahwa kalau saya tidak ingin kehilangan Indah, maka detik ini juga saya harus bergegas menyusul Indah ke Pekalongan. Terutama untuk menyampaikan secara tegas di hadapan Indah dan Ibunya bahwa Indah adalah calon pendamping hidup saya selama-lamanya.

Nah, yang jadi persoalan adalah apakah belum terlambat? dan jika belum terlambat, apakah saya yakin bahwa detik ini juga saya tidak ragu-ragu untuk melaksanakan niat saya tersebut?

  

(kehilangan indah, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Kehilangan Indah. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun