Micro Puisi: Mata Mulut Telinga
sesungguhnya malu aku melihat kepada mata
yang ketika melihat sana sini disertai rasa iri
tatapannya punya bahasa tersendiri
tak jarang sangat melukai hati
sesungguhnya malu aku melihat kepada mulut
yang ketika bicara sering membuat takut
tapi ucapkan kata bijak berturut-turut
kedengaran sangat indah bikin salut
sesungguhnya malu aku melihat kepada telinga
yang ketika mendengarnya tak bisa bedakan nada
apakah sekadar nada suara  penghiburan semata
yang tak jelas tulus tidaknya, juga kepastiannya
(micro puisi, 2021)
Puisi tentang mata mulut telinga yang jika tak dikendalikan secara hati-hati sering tidak konsisten dan bisa membuat malu pada akhirnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!