(ini menikami rindu)
ini
mengingatkanku ketika kita sama sama teperangkap
oleh lebatnya hujan di bukit lagadar
kamu memayungiku dengan cinta
kini
jika aku kesana, bayanganmu seolah masih ada
kesejukan udaranya menyesakkan dada
oleh pilihan rindu yang tak bisa
ke selain kamu
hembusan anginnya seperti pisau
yang bernama kenangan
kamu
adalah pesan yang hilang
di sepanjang perjalanan terindah
majalaya cimindi
kamu
juga pesan yang tenggelam
bersama mendiang guruapi
hingga rindu tak bisa dihenti