Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka Belajar

4 Agustus 2022   19:24 Diperbarui: 4 Agustus 2022   19:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto karya Ikko Narahara  - Bersumber dari twitter Tintamarre

Merdeka belajar bukanlah dipasung untuk berujar. Bagaimana mungkin, dari lubang sekecil  itu, konsep merdeka belajar digaungkan.

Cakrawala yang seharusnya diperluas, malah disempitkan. "Murid kudu manut miturut mring gurune".

Merdeka belajar itu tidak memuliakan keseragaman. Lebih baik dibuka wawasan, bahwa kenyataannya hidup tidaklah seragam. Bernapas dengan indah pun begitu. Adakah yang menjamin bahwa udara segar yang kita hirup bersama itu dijamin keseragaman mutunya ?

Kemerdekaan untuk menjaga diri sendiri adalah mampu mengenali perbedaan dari celah pandang sesempit apa pun. Tunas kemanusiaan yang adil beradab, mekar kian indah dan hebat.

Sekolah yang berwawasan sempit, membuat pola pikir siswa makin terhimpit. Ini lebih merupakan tempat persemaian kebencian. Kemerdekaan bukanlah menyemai kehinaan.

Sekolah itu berhubungan dengan goodwill atau kehendak baik. "Sekolah kuwi nuduhake niyat sing luwih apik, in magnis et voluisse sat est" 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun