Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyemai Bibit Kegelisahan

7 Desember 2021   08:17 Diperbarui: 7 Desember 2021   08:24 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Pantai di Pagi"  -  dokpri besubroto

Pagi itu awal. Ia mengawal seluruh hari tanpa pilih kasih. Jika berseri, ia akan menghangati semua. Lepas sedang berbahagia, atau sedang berduka. Saat fajar atau subuh, berangkat tenang tak pernah riuh.

Tapi masalah pelik tak mungkin ditampik. Datang bergantian, mencari perhatian. Berawal dari riak kecil, lama-lama menjadi gelombang. Kecil berpotensi besar. Sedikit berpotensi banyak.

Mentari tak pernah mengumbar janji. Ia tetap terbit, lepas ada yang senang atau sengit. "Janji yang terukur, membuat hati bersyukur".

Saat langit tergelar terang, rasa gelisah mulai bermunculan. Ternyata selama ini kita terlalu banyak berjanji yang tidak ditepati. Janji palsu, diucapkan tanpa rasa malu.

Berjalan gagah di pantai pagi, mestinya tidak menyemai bibit gelisah. Tapi pagi ini, terasa resah, karena malam tadi kita berpisah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun