Rute Surabaya Jogja dan sebaliknya ditempuh hampir setiap minggu. Melata dengan hati berbunga-bunga.
Itulah laku. Dijalani sekitar tiga tahun. Hingga hafal, nama-nama stasiun pemberhentian.
Sesampai di Jogja, krasan di rumah saja. Jika kangen kulineran, nongkrong saja di "Resto Toegoe". Sembarang ada. Gudheg, bakpia, tahu bacem.
Dulu sekali, hubungan kita hampir kandas di situ. Dua pilihan sulit. Pacaran terus, atau menikah dulu.
Masalahnya, apakah menikah itu wajib serumah ?
Keyakinan mengatakan bahwa kesetiaan itu diuji dengan jauhnya jarak. Jika niatnya baik, akan tergelar jalan yang lebih baik. Tak ada saling berbalas buruk, agar tahu mana yang lebih baik.
Pernah patah hati, bukanlah masalah. Â Asal kita tetap bersama di waktu yang tidak salah. Bersama selalu menghidupkan gairah.
Stasiun Gubeng dan Tugu adalah saksi bisu. Ia mengawal hingga ketemu kebersamaan baru.