Nama aslinya Suratna, lahir di Sawahlunto pada tahun 1913. Ratna mengawali karirnya dari dunia teater, kemudian menjadi aktris. Beberapa film yang dibintangi Ratna antara lain Booloo (1938), Kartina (1940), Ratna Moetoe Manikam (1941), Noesa Penida (1941), Djauh di Mata (1948), dan Dr. Samsi.
Ratna kemudian menikah dengan Anjart Asmara. Namanya kemudian berganti menjadi Ratna Asmara. Ratna juga mulai menjadi sutradara beberapa film. Seperti Sedap Malam (1950), Musim Bunga di Selabintana (1951), Dr. Samsi (1952), Nelajan (1953), Dewi dan Pemilihan Umum (1954). Dari rentang tahun menjadi sutradara yahum 1950-1951, sebenarnya Ratna sangat konsisten membuat film setiap tahunnya.
Ratna Asmara kemudian menikah dengan Sutan Usman Karim yang seorang diplomat. Akhinya Ratna pindah keluar negeri mengikuti suaminya bertugas. Ratna meninggal 10 Agustus 1968.
Pemutaran Film Merangkai Ratna Asmara
Sebelum bincang-bincang seru Bersama Ersya Yuwandono dan Umi, dilakukan pemutaran film dokumenter "Merangkai Ratna Asmara" yang disutradarai oleh Ersya seorang sutradara Perempuan juga.
Sangat menarik menyaksikan film dokumenter merangkai Ratna Asmara ini. Mulai dari proses mencari data sefailed mungkin sebagai pengukuhan Ratna Asmara sebagai sutradara perempuan pertama di Indonesia, sampai mencari file film yang disutradarai Ratna. Dari beberapa karya Ratna Asmara hanya satu film yang bisa terlacak yaitu film Dr. Samsi yang dari datanya pengambil gambarnya dibuat tahun 1952.
Pasti berbagai kendala dihadapi teman-teman dalam proses digitasi fim Dr. Samsi ini, mengingat filmnya Sudah melengkung dan terjadi berbagai kerusakan. Namun berkat usaha yang keras dan penuh semangat, akhirnya, filmnya bisa diinikmati.
Menonton Film Dr. Samsi