Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Malaikat dan Asmara Hitamnya

23 September 2019   13:04 Diperbarui: 23 September 2019   16:05 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Manis," bisik lirih Tante sambil memelukku erat, "Tante sangat berterima kasih banyak atas segala pengorbananmu padaku selama ini. Karena itu, Tante bersumpah secepatnya akan menolong mencarikan seorang cowok yang pas untukmu. Bahkan yang jauh lebih baik dari Donny...."

"Sudahlah Tante. Saya mohon Tante tak usah mikir saya dulu. Sekarang ini Tante harus lebih fokus terhadap acara pernikahan Tante sendiri. Saya akan dengan sekuat tenaga melakukan apa pun demi suksesnya acara istimewa Tante lusa itu....." Kami berdua pun hanyut tenggelam dalam linangan air mata kebahagiaan bercampur perasaan khusus yang sulit dijabarkan.....

"Klang...kling....klang...kling....!" suara bel tamu tiba-tiba berbunyi menghentikan gelombang perasaan kami.

"Selamat siang Adik-adik....!" Itulah suara yang menyapa kami, sesaat setelah pintu kubuka.

"Saya Mayor TNI Kukuh Raharjo. Saya mau bertanya, apa betul Donny sering bertamu ke rumah ini?" tanya lelaki tegap yang mengaku perwira tentara itu, sehabis kupersilahkan duduk.

"Ya, betul Pak!" jawabku dan Tante Asti hampir serempak.


"Apa bisa sekarang saya menemuinya?"

"Sudah dua hari ini dia belum ke sini Pak. Karena dia sedang bertugas di kota lain..."

"Kalau begitu, saya titip pesan saja. Saya minta dengan sangat dan keras, agar ia tak usah datang lagi ke kota ini. Atau segera saja meninggalkan kota ini seterusnya. Sebab kalau tidak, Donny akan kuhabisi...!" pesan dan ancamnya sambil mengarahkan ibu jari dan jari penunjuk ke kepalanya. Seperti gerakan orang yang sedang menembak.

Tentu saja aku bersama TanteAsti sangat kaget bukan alang kepalang. Lalu kami meminta penjelasannya tentang ancaman bunuh terhadap Donny yang tiba-tiba itu.

"Pokoknya orang seperti dia tak layak untuk tinggal di kota ini. Karena dengan sangat kurang ajar Donny telah menggoda istri saya. Katakan padanya, jangan pernah dia main-main terhadap saya...!" selesai ucapkan itu, tentara itu langsung tinggalkan rumah kami. Aku mengantarnya sampai ke pagar depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun