Alasannya, yang dua orang adalah pria iseng, yang sudah punya anak dan isteri. Yang lainnya karena  tidak seiman. Yang lainnya lagi karena perilakunya tidak jujur.
"Lalu kalau aku yang memacarimu, apa akan kamu tolak juga?"
"Akh.... Om Tinus ini ada-ada saja. Jangan bercanda dong, Om! Nanti saya bisa ge-er lho!"
Selama setengah tahun Tinus atau Martinus tinggal di rumah kakak perempuannya, ternyata diam-diam tapi seksama, sangat mengamati semua gerak-gerik dan penampilan Naomi.
Di matanya, gadis itu memang tidak tergolong gadis yang sangat cantik, tapi sangat menarik baginya. Gadis itu punya bentuk tubuh yang proporsional. Juga modis dan stylish. Apapun pakaian yang dikenakannya selalu pantas dan enak dipandang.Â
Ngobrol dengannya pun, dengan topik apapun selalu nyambung. Tidak berlebihan jika Tinus menyebutnya sebagai gadis yang punya inner beauty dan attitude yang menawan. Sama sekali  tidak mengesankan sebagai seorang PRT.
"Dia itu termasuk gadis yang cerdas, lho! Buktinya semua kursus yang diikutinya selalu selesai tepat pada waktunya. Dan hasilnya pun sangat nyata. Dia makin terampil dan cekatan!" komentar Ny. Boaz saat keluarga itu sedang membicarakan Naomi di meja makan.
"Dari caranya dia berbicara, sangat kelihatan bahwa dia adalah seorang yang suka belajar. Apalagi sesudah ia ikut kursus Inggris nantinya." Sambung Rebeca (anak gadis Pak Boaz).
"Cuma nasib saja yang tampaknya belum berpihak kepadanya." Imbuh Natan.
"Tapi Papa yakin, suatu saat dia pasti akan bisa sukses membangun nasibnya!"
              ***