Dia sangat heran dengan orang-orang kaya, berpendidikan tinggi, berpredikat sebagai keluarga terhormat (semua mantan bosnya rata-rata sekaliber itu), tetapi penuh dengan dusta dengan segala kelicikannya.
Memang tidak setiap hari mereka begitu. Dalam kondisi normal, tampaknya mereka adalah pribadi-pribadi yang baik, berwibawa dan hampir tak pernah terlihat salah. Tetapi pada waktu tertentu, dan untuk kepentingan tertentu, tiba-tiba mereka bisa dengan sekejap berubah menjadi pembual-pembual atau pengecut-pengecut.
"Tapi mengapa hidup mereka kok tampaknya mujur-mujur saja, ya?" Tanya Naomi kepada dirinya sendiri. Ia sendiri tak bisa menjawabnya. Dan tak mau mencari jawaban pada siapapun. Biarlah waktu yang kelak akan menjawabnya.
      ***
Empat tahun belakangan, Naomi atau lengkapnya Naomi Brilianti sudah menjadi warga kota metropolitan. Tetapi profesinya masih tetap sebagai pembantu rumah tangga. Yang membedakan dari sebelumnya, sekarang ia mendapatkan majikan beserta keluarganya yang sangat baik.
Gajinya selalu diterimanya tepat waktu. Jatah makanan untuknya, sama juga dengan apa yang dimakan oleh keluarga majikannya. Meski merk-nya berbeda, tapi pengembaraannya sebagai PRT. tidur Naomi ber- air conditioner juga. Setelah semua tugas rutin diselesaikannya, ia pun bebas nonton teve besar di dapur.
Ia diijinkan juga mengambil kursus apapun yang sesuai dengan minatnya. Hasilnya dalam lima tahun pengabdiannya di keluarga Boaz, ia sudah menguasai tiga keterampilan: komputer, tata rias dan tata boga. Ketiga skill tersebut sudah pada level menengah. Tahun berikutnya ia akan mengambil kursus bahasa Inggris.
Dan yang paling membahagiakannya adalah sikap majikannya. Yang memandang pembantu bukan hanya sebagai alat atau budak saja, melainkan sebagai sesama manusia yang seharkat dan semartabat dengannya di hadapan Sang Pencipta.
            ***
"Naomi,.......apakah kamu sudah punya pacar? Tanya Tinus (adiknya Ny. Boaz).
Lalu gadis itu menjawab, bahwa ia memang pernah punya pacar. Tapi semuanya akhirnya putus di tengah jalan. Semuanya Naomi sendiri yang memutuskannya.Â