Mohon tunggu...
Beng beng Sugiono
Beng beng Sugiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

La Historia, Me Absolvera. Menulis/Traveling/NaikGunung/Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Politik Itu Kotor?

17 Februari 2023   15:44 Diperbarui: 17 Februari 2023   15:59 7158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber; tenggulangbaru.id

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan). Pengertian politik juga dikenal sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain.

Menurut Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Teori Klasik Aristoteles).

Menurut Soe Hok Gie, politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Dengan alasan itulah pria kelahiran Jakarta 17 Desember 1942 tersebut tak mau masuk dunia politik.

Menurut Max Weber, politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang statis. Negara tidak memiliki hak memonopoli kekuasaan fisik yang utama. Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu negara yang sudah ada diferensiasi dan spesialisasi peranan, negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan penduduknya tidak nomaden.

Robson mengemukakan politik adalah kegiatan mencari dan mempertahankan jabatan ataupun menentang pelaksanaan jabatan. jabatan Kekuasaan sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan penilaian dari orang lain, baik pikiran maupun perbuatan agar orang tersebut berpikir dan bertindak sesuai dengan orang yang di tokoh kan. Salah satu konsep dalam ilmu politik, konsep ideologi, legitimasi dan konflik.

David Easton berpendapat bahwa politik adalah alokasi nilai-nilai secara otoritatif berdasarkan kewenangan dan tidak mengikat suatu masyarakat. Sedangkan menurut Harold Lasswell, politik merupakan who gets, what gets, when gets dan how gets nilai. Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum.

Berikut adalah dampak positif dari politik:

  • Sebagai alat memadukan berbagai macam kepentingan
  • Bermanfaat sebagai alat untuk memproses kekuasaan dalam negara.
  • Bermanfaat sebagai sarana pembuatan kebijakan
  • Politik merupakan jembatan yang menghubungkan pemerintah dan masyarakat
  • (kebijakan) Politik bertujuan memberi kesejahteraan bagi semua Dan lain sebagainya.

Adapun dampak negatif dari politik adalah sebagai berikut:

  • Digunakan untuk berbagi kekuasaan (pemerintahan) hanya untuk orang-orang di lingkungan yang sama
  • Digunakan untuk meraup kekayaan pribadi
  • Digunakan untuk memanipulasi orang lain

Menurut saya pribadi, politik adalah sebuah media atau sarana untuk menjalankan suatu system atau kebijakan yang bisa memberikan manfaat terhadap masyarakat. Meskipun dalam prakteknya masih banyak yang jauh menyimpang dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Banyak contoh dari penyimpangan dalam berpolitik, salah satunya dan yang banyak terjadi adalah korupsi. 

Tindakan Korupsi ini tentunya dapat menimbulkan efek yang tidak baik dalam jangka Panjang kedepannya untuk sebuah pemerintahan. Akan tetapi dari tindak korupsi tersebut ada banyak juga tindakan-tindakan atau upaya yang bersifat positif dalam membantu kesejahteraan masyarakat.

Kata politik adalah kata yang sudah sering kita dengar dan menjadi obrolan sehari-hari di setiap sudut desa, meskipun yang dibicarakan seputar politik tingkat desa, namun perilaku pemuda serta masyarakat secara luas yang sedikit dari mereka menganggap bahwa politik adalah sesuatu yang menjijikan atau politik bagi sebagian orang adalah suatu jalan untuk memperalat rakyat semata.

Politik menurut sebagian masyarakat selalu saja dikonotasikan sebagai yang buruk, entah itu terkait kebohongan dengan cara membangun narasi terkait janji-janji, ataupun akal-akalan dalam konteks anggaran negara serta perampasan hak-hak rakyat dengan cara politik transaksional, atau mungkin hal-hal yang semuanya itu berakibat buruk. 

Masyarakat menganggap bahwa semua orang yang masuk politik itu akan menjadi kotor, jauh dari kebaikan dan akan bertindak tidak sesuai dengan peri kemanusiaan, karena yang diketahui oleh sebagian masyarakat melalui media dan surat kabar yang mewartakan perilaku politisi yang banyak sekali tertangkap karena merampok uang rakyat (Negara), Meskipun sebenarnya tidak semua tentang politisi itu buruk, tetapi perspektif masyarakat awam sudah kadung negatif, sehingga sulit untuk dirubah. sehingga tidak sedikit dari mereka selalu mengatakan bahwa semua hal yang berkaitan dengan politik itu harus dijauhi. 

Itulah salah satu indikator menurunnya partisipasi publik dan terjadinya distrust ditengah masyarakat mengenai politik atau orang-orang yang bergelut didalamnya. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam memandang begitu pentingnya politik sebagai bagian dari perjuangan pikiran bangsa secara kolektif dalam merumuskan gagasan untuk membangun negaranya agar menjadi lebih baik lagi.

Kemudian ketika saya ditanya "apakah politik itu buruk" tentu saja saya akan menjawab "iya", dalam konteks politik di tingkat desa. Karena menurut sudut pandangan saya sebagai masyarakat, orang-orang yang terlibat langsung dalam kontestasi politik ditingkat desa biasanya tidak jauh dari kata penyalahgunaan wewenangan dan jabatan, sehingga kebijakannya pun seringkali hanya berpihak orang-orang dibelakangnya dan hanya di nikmati oleh golongan-golongan tertentu, dan tidak menyentuh ke lapisan masyarakat secara umum, salah satu contoh ialah kebijakan terkait anggaran pemberdayaan masyarakat desa, sehingga pemimpin di tingkat desa seringkali dalam memanifestasikan anggaran daerah mengacu pada subjektifitas pemimpin itu sendiri, dan terkadang regulasi pun dikalahkan oleh subjektifitas pemimpin itu sendiri dalam mengelola anggaran negara.

Saya selalu beranggapan bahwa orang yang memegang kendali dalam kekuasaan politik adalah mereka yang memiliki kepentingan pribadi, bukan kepentingan umum. Itulah mengapa saya selalu berfikir bahwa politik itu egoisme yang tidak memiliki rasa empati terhadap masyarakat kecil, dan masyarakat hanya sebagai objek kepentingan politik kotor semata.

Kemudian tidak sedikit pula pemuda yang memandang politik dari sudut pandang negatif. Berdasarkan itu pula lah mereka menyimpulkan bahwa politik itu hanya merusak struktur sosial maupun ekonomi saja. karena faktanya politik bisa memecah belah keutuhan dalam kehidupan bermasyarakat, dan fakta demikianlah yang membuat pemuda-pemuda menjadi apatis, karena pemimpin sebelumnya tidak pernah memberikan contoh baik dalam pola kepemimpinan, dan seringkali pemuda dianggap tidak berguna dan mengganggu saja.

Semakin lama penghianatan terhadap sumpah dan jabatan ini semakin menunjukan taringnya, pembangunan di beberapa sektor infrastruktur tidak lagi berbasis pada kebutuhan masyarakat atau skala prioritas untuk membangun peradaban masyarakat secara luas, bahkan beberapa program pemberdayaan desa di bidang ekonomi seringkali tidak tepat sasaran, artinya penerima manfaat dari program tersebut hanya orang-orang yang dekat dengan kepala desa saja, dan peristiwa tersebut terus terulang dari masa ke masa setiap kali ganti tumpuk kekuasaan. sejatinya kepala desa dengan kriteria di atas ini sangat minim sekali konsepsi serta gagasan terkait tata kelola anggaran, atau bahkan tidak memiliki kepedulian terhadap masa depan desanya sendiri, karena setelah mencapai pucuk kekuasaan, seringkali lupa terhadap janji-janji manisnya kepada masyarakat.

Kemudian tindakan yang tidak fair seringkali dilakukan oleh politisi dalam mencapai singgasananya dengan melakukan money politik atau yang sering kita sebut sebagai politik transaksional, entah itu dengan memberikan sejumlah uang kepada masyarakat tertentu atau dalam bentuk sembako yang jumlahnya sudah ditentukan. bagi saya politik uang atau politik transaksional ini sudah jelas mencederai etika serta norma dalam berpolitik, karena bisa dibilang suara kita kemudian sudah "dibeli" oleh orang yang berkepentingan agar kemudian dapat mencapai maksud dan tujuannya. 

Namun dalam konteks ini sepertinya, baik pelaku money politik maupun masyarakat yang memang sangat kurang kesadaran politiknya atau cenderung oportunis tanpa memperdulikan dampaknya, karena baik pemberi dan penerima menjadi rangkaian kotor dalam menghancurkan sendi-sendi politik itu sendiri, seperti gayung bersambut dan masyarakat seperti ini juga yang seharusnya ikut bertanggung jawab atas rusaknya moralitas generasi bangsa setelahnya nanti, karena akan menjadi budaya kotor dan menjijikan dalam berbangsa dan bernegara.

Politik transaksional juga yang menjadi salah satu faktor rusaknya tatanan sosial dalam bermasyarakat, karena politisi kotor tersebut menganggap suara masyarakat sudah bisa "dibeli" maka kedepannya sudah dapat dipastikan, akan lahir pemimpin-pemimpin korup yang kemudian memutus partisipasi publik dan menganggap musuh orang-orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan politiknya, perilaku pemimpin seperti ini punya kecenderungan totaliter.

Dalam penyelenggaran pemilihan kepala desa ini banyak dampak yang kurang baik bagi masyarakatnya itu sendiri. Karena, ketika masa kampanye berjalan, pasti akan ada distorsi sosial ditengah masyarakat yang terlalu fanatik terhadap calon yang didukungnya. Yang terjadi dalam masa kampanye pemilihan kepala desa ini biasanya masyarakat akan di adu domba oleh beberapa oknum yang memiliki kepentingan dalam kontestasi pemilihan kepala desa sebagai bentuk propaganda dan agitasi, dan kondisi seperti ini akan terus terjadi sampai ke pemilihan kepala desa berikutnya. sangat memperihatinkan bukan?.

Paradigma terkait politik transaksional seperti ini yang seharusnya dirubah dengan melakukan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat terkait kesadaran berpolitik yang lebih baik. Karena jika terus-menerus menerapkan cara berpolitik yang tidak seharusnya dilakukan, maka akan merusak moral masyarakat secara massif, dan menjadikan masyarakat antipati terhadap kondisi sekitarnya.

Memandang politik hanya dari sisi buruknya saja itu bukanlah suatu hal yang bijak, karena bagaimanapun juga dalam hidup berbangsa dan bernegara ini tidak akan bisa terlepas dari aktivitas politik. Seperti apa yang telah dikatakan oleh Aristoteles bahwa politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari oleh manusia. 

Jadi sudah jelas, bahwa politik itu tidak melulu tentang perilaku buruk setiap manusia. Karena pada kenyataannya, dan bagaimanapun situasi serta kondisinya politik itu akan tetap dibutuhkan, dan menjadi hal penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam membangun serta merumuskan kebijakan-kebijakan secara kolektif dengan menitik beratkan pada nilai-nilai kemanusiaan agar kemudian mampu membuat seluruh rakyat menjadi sejahtera.

Dengan pandangan-pandangan yang kritis, pemuda harus memberikan peranan di wilayah-wilayah sektoral sebagai wujud partisipasi anak bangsa dalam memberikan dampak yang positif serta konstruktif bagi bangsa dan negaranya, walaupun hanya tingkatan desa. Rumusan serta gagasan dalam bernegara harus tertata secara komprehensif untuk menghasilkan konsepsi yang linear dengan perkembangan zaman tanpa mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan yang sebagaimana para pendahulu bangsa ini cita-citakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun