Mohon tunggu...
Bambang Mintorogo
Bambang Mintorogo Mohon Tunggu... Novelis - Penulis, penyair, novelis

Penulis merupakan pengiat sastra di kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Black Rose Isabel (Hal 85-98)

25 Maret 2022   22:24 Diperbarui: 25 Maret 2022   22:27 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc personal L Mintorogo

 

Ia datang sepuluh menit sebelum waktu yang di janjikan, perlahan langkahnya memasuki ruang tengah, di mana Isabel, Gabriel dan juga Jonathan telah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu.

Pakaiannya perlente dengan setelan jas hitam dengan rambut dan sepatu yang mengkilat, cincin-cincinnya besar dengan batu mulia warna merah yang bernilai puluhan juta. Dari itu semua, ada yang jauh lebih mencolok  yaitu jam tangan serta kalung emas yang ia kenakkan.

Seolah ingin menunjukkan kelas diri yang tinggi. Ramos perlahan duduk setelah di persilahkan oleh sang pelayan.  Jonathan memperhatikan sosok sang dektektif secara serius. Pandangannya menembus ke seluruh tubuh Ramos.

Ia dapati  dua pistol jenis revolver di pinggang sebelah kanan dan juga sebelah kiri. Mata Jonathan menyipit ketika mencoba membaca lapisan rompi di balik jas, seperti rompi anti peluru.

Jonathan mengalihkan pandangannya, ketika Ramos memandang dirinya sembari mengangguk memberi hormat. Ketiganya membalas menghormat dengan menganggukkan kepala.

Seorang pelayan memberikan selembar kertas berisi nama dan keberadaan Andi ketika di London serta ciri-ciri sosok Andi dua puluh tahun yang lalu. Membaca itu semua. Ramos mengganguk-anggukkan kepala.

Ia seperti menggerti pekerjaan yang akan di tanganinya. " Hanya menemukannya ?." Isabel menggeleng. " Tidak, aku ingin bertemu dengan Andi, karenanya aku butuh anda  untuk menyelidiki aktifitas Andi agar saya bisa dekat dengannya ." Ramos mengangguk-anggukkan kepala.

" Berapa lama anda bisa selesaikan pekerjaan ini ?." Ramos berdehem, seperti memberi kode. Gabriel memberi kode pada Isabel, Isabel mengerti. " Berapa yang anda minta ?." Ramos melirik, ia terdiam seperti menimbang.

" E, e ." Isabel mencoba menerka namun ia tidak mengatakannya.  " Katakan saja, berapa yang anda minta, itu tidak masalah bagi kami ." Tangan Ramos menari seperti memencet tut piano. " Dua puluh lima milyar. " Celetuknya.

Jonathan hanya tersenyum mendengar tarif yang begitu besar, cukup untuk membeli dua mobil Ferrari. "  Setuju ! kabari saya secepatnya. " Ramos terdiam tidak percaya, ia berfikir ada penawaran harga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun