Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Berwaktu

16 Januari 2021   00:20 Diperbarui: 16 Januari 2021   00:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seni- tak berwaktu (dokpri)

  • Gelombang kemarahan dan ketakutan
  • Beredar di atas sinar matahari
  • Dan tanah gelap di bumi,
  • Mengobsesi kehidupan kita;
  • Bau anyir darah tidak bisa disebutkan
  • Menyinggung malam tanpa bintang
  •      tak berwaktu
  • Yang saya miliki hanyalah suara
  • Membatalkan kebohongan yang terlipat,
  • Kebohongan romantis di otak kosong
  • Dan kebohongan Otoritas para alam semesta
  • Pada bangunannya meraba-raba langit:
  • Tidak ada yang namanya bahagia
  • Dan tidak ada seorangpun mandiri;
  • Kehidupan adalah memungkinkan tak adanya pilihan
  • Kecuali kita harus saling mencintai sampai mati.
  •    tak berwaktu
  • Asapnya terus naik
  • Dalam kabut kemerahan, seperti dan emas. 
  • Bersinar dan berubah. 
  • Di lembah
  • Bayangan muncul. 
  • Burung itu terus bernyanyi. 
  • Malam dengan kereta bintangnya
  • Dan kita harus saling mencintai sampai mati.
  •     tak berwaktu
  • Beberapa nyanyian burung terlambat bangun,
  • Aku dan kamu berkumpul air yang tenang,
  • Matahari terbit terbenam indah dan tenang,
  • Dan kita harus saling mencintai sampai mati.
  •       tak berwaktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun