Mohon tunggu...
Bajora Hamzah
Bajora Hamzah Mohon Tunggu... Seniman - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayap Garuda yang Hilang

12 Juni 2022   11:17 Diperbarui: 12 Juni 2022   11:33 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adakah pahlawan malu? Melihat yang kita lakukan saat ini, bertengkar, dan sali caci maki.

Adakah pahlawan menangis? Melihat yang kita dapat saat ini, seperti merpati pincang, yang tak mampu terbang jauh atau seakan elang tak bercakar, yang tak mampu menerkam mangsa.

Adakah pahlawan marah? Melihat darah yang telah dikorbankan, demi kata "merdeka" dan kini berlahan menghilang, tersapu oleh ombak.

Adakah kita butuh penjajah? Mungkin penjajah bisa menyatukan kita, menumbuhkan jiwa kesatuan, merobohkan dinding-dinding pemisah.

Terlalu lama mereka menanti, terlalu banyak darah yang dikorbankan. Mimpi para pahlawan masih jauh dari apa yang kita lakukan.

Marilah bergandeng tangan, merangkul, dan memeluk. Usap air mataku, lalu kan ku usap air matamu pula, jangan biarkan kita bersedih di tanah air kita.

Mari pergi ke bibir pantai, belajar pada karang yang bertahan walau ombak terus menerjang, belajar pada burung, yang menari walau angin begitu kencang.

Mari berdiri di depan cermin, mungkin kita lupa, siapa diri kita sebenarnya, karena sebenarnya sayap garuda tak terlihat lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun