Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tunggu Kaya, Investasi Pasti Bisa Bangun Rumah Tingkat Dua

9 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   16:42 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Chat GPT)

Yakin?

Ya kagak. 

Ibarat bermimpi dan mengkhayal terbang ke Bulan sementara 'pesawat ruang angkasa'dengan awak kabin melayang-layang di dalamnya hanya hidup di film sains fiksi saja. 

Anda kenal Chairul Tanjung? Dalam buku "Chairul Tanjung; Si Anak Singkong" yang ditulis oleh Tjahja Gunawan Diredja dan diterbitkan oleh PT. Kompas Media Nusantara pada tahun 2012, Pak CT adalah 'pengusaha' fotokopi di dekat kampus Universitas Indonesia, di mana dirinya masih berstatus mahasiswa kedokteran gigi. 

Mungkin, kita kenal Pak CT adalah pengusaha sukses dengan Trans Media yang membahana. Setelah saya mengenal lebih dekat, rupanya usaha yang besar itu berangkat dari usaha kecil-kecilan. 

Tokoh lain yang sangat terkenal adalah Sandiaga Uno. Dalam banyak referensi menyebut beliau adalah bapak saham Indonesia. Bagaimana tidak, dalam suatu waktu, beliau 'bermain saham' dari titik terendah sampai di posisi hari ini. Kaya raya, tampan rupawan! 

Semua dimulai dari...

Hal-hal sederhana. Orang kaya yang kita lihat saat ini sejatinya adalah orang 'miskin' dulu. Hanya saja, mereka bisa survive lebih cepat dengan mengubah strategi, mengatur keuangan dengan baik, kerja keras dalam tekad kuat, dan nekad melakukan apapun itu dengan mempertimbangkan untung-rugi. 

Ada orang yang cuma berujar, "Kalau modal segini, bisa nggak laba berkali lipat?" 

Ya mustahil kalau hitung-hitungan di awal kerjanya belakangan. 

Pak CT dan Pak Sandi bukan orang sekali jadi dalam praktik nyata usaha mereka. Baca saja buku yang saya sebut, bagaimana susahnya Pak CT kuliah di UI dengan biaya mahal sementara orang tuanya 'pas-pasan' menurut ukuran ekonomi keluarganya waktu itu. Lihat pula sekarang, perusahaan besar di depan mata dan menjadi orang terkaya di Indonesia. Sementara Pak Sandi memulai saham dari hal paling kecil, beli sekali lalu rugi dan beli lagi dengan bermain politik dan keterbatasan ilmu kala itu. Akhirnya, coba lihat Pak Sandi - seperti - ada saham di mana-mana!

Hal-hal kecil ini yang luput dari diri kita sendiri. 

Lihat terlalu melihat, Pak CT itu sudah kaya. Pak Sandi itu sudah kaya. 

Eh, lupa kalau kita juga bisa kaya asalkan memulai sesuatu yang mudah, bahkan murah. 

Ada nggak Anda punya tabungan 'abadi?' yang tidak boleh disentuh itu?

Mungkin ada.

Mungkin tidak.

Nah, kalau ada saat sampai ke limit tertentu, ubahlah menjadi emas. Emas menumpuk, ubahlah menjadi tanah. Tanah berhektar, ubahlah menjadi rumah besar. 

Semua bisa menjadi mungkin asalkan 'tidak bekerja satu malam' seperti sedang ulangan di sekolah. 

Hal-hal yang instan biasanya akan cepat tenggelam. Salah satu faktor adalah talent lain datang silih berganti dan mereka lebih menarik. Ada lagi yang menarik terbaru, hilang yang lama. Demikian seterusnya. 

Namun kerja yang lama akan bertahan lama juga. Perlahan-lahan ditabung. Sebulan Rp50 ribu, Rp100 ribu, atau Rp300 ribu. 

Nggak masalah.

Takut ditertawakan orang?

Memang mereka tahu?

Memangnya mereka ada tabung juga?

See?

Semua hal ini kembali ke kita. Kembali lagi ke filosofi lama-lama menjadi bukit, jangan kembali ke kaidah Gen-Z yang dimaki sekali langsung galau dan bilang, "Butuh healing!" 

Padahal, mental mereka saja yang kerupuk. 

Bagaimana jika Gen-Z ini berinvestasi di saham. Ingin cepat kaya. Ada tawaran menarik. Beli puluhan saham tanpa ilmu apa-apa karena terlalu egois dalam berpikir kritis. Lima menit kemudian harga turun 50%. Salah siapa?

Ingat. Tergesa-gesa itu nggak baik. Galau cukup di urusan cinta saja. Kehidupan sebenarnya harga tegar, setegar-tegarnya tiang bendera meski badai, hujan lebat, panas, dan hampir disambar petir tetaplah berdiri kokoh. 

Saatnya berbenah...

Mau sekarang apa nanti?

Banyak sekali cara dalam berinvestasi modal kecil ini. Pertanyaan utama adalah antara mau atau tidak. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun