Mohon tunggu...
BAIQ NAZLA SAFA KAMILA
BAIQ NAZLA SAFA KAMILA Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis baru

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Politik

Karya Tulis Populer "Selain Demo, Mahasiswa Bisa Apa?"

16 Desember 2020   14:12 Diperbarui: 16 Desember 2020   14:16 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rapat Dengar Pendapat / RDP atau Rapat dengar Pendapat Umum / RDPU adalah salah satu fungsi pengawasan DPR untuk mengetahui aspirasi atau laporan laporan mengenai beberapa masalah yang dihadapi oleh negara ini. Biasanya rapat dengar pendapat tersebut dilakukan dengan instansi pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

3. Tulisan

Sepeti ungkapan 'pena lebih tajam daripada pedang', ungkapan ini menggambarkan bagaimana tulisan dapat lebih efektif daripada aksi fisik sekalipun. Tulisan bisa digunakan untuk menuangkan gagasan dan pendapat tentang isu tertentu. Dengan menyuarakan gagasan melalui tulisan, memungkinkan pendapat kamu dapat dibaca, diterima dan disebarkan secara lebih luas. Selain itu gagasan dan pemikiran kamu akan terdokumentasikan dengan baik.

Mahasiswa bisa menuliskan gagasan di media apapun. Mulai dari media massa, media komunitas, hingga website dan media sosial pribadi. Di era dimana keterbukaan perbedaan pendapat udah dapat diterima dengan baik, gagasan dan pendapat yang dituangkan melalui tulisan bakalan lebih mudah diterima dan memungkinkan berlanjut menjadi wacana. Tetapi bukan berarti bisa menulis secara sembarangan dan tanpa aturan. Pendapat harus dengan argumen dan gagasan yang runtut, logis dan sistematis.

4. Seni

Seni dapat menyalurkan pendapat dan gagasan dengan lebih menarik. Terkadang lewat seni masyarakat lebih cepat memahami ketimbang melalui jalur yang lebih formal. Mahasiswa bisa menggalar festival seni yang menyuarakan aspirasinya seperti mural, bahkan Nabil Soraya mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) mengkritik pemerintah lewat sebuah karya seni video mapping bertajuk "Egosentris".

Melalui seni pula, kamu bisa mengekspresikan pendapat dan gagasan kamu secara lebih luas. Ketimbang menyuarakan gagasan dengan cara-cara konvensional, anak muda harus bisa berkreasi dan mengemas persebaran gagasan dan pendapat secara lebih kreatif dan aktraktif.

5. Musik

Dari zaman pemerintahan Orde Baru, musik sudah tak asing lagi sebagai alat untuk mengkritik pemerintah. Banyak sekali musisi yang lagu-lagunya bernapaskan reformasi seperti Iwan Fals, Slank, Efek Rumah Kaca dan masih banyak lagi. Mahasiswa bisa mencoba membuat lagu seperti itu.

Dari musik tersebut, mahasiswa bisa membuat festival musik. Dengan menggelar festival musik, mahasiswa bisa mengumpulkan massa lebih banyak denagn cara yang lebih elegan. Melalui acara yang dikemas dengan bentuk festival, gagasan dan pendapat bisa disalurkan secara lebih efektif melalui musik dan penampilan yang disajikan. Selain itu, mengutarakan pendapat melalui festival musik juga bisa lebih efektif karena akan mendorong massa yang punya gagasan yang sama buat bergabung. Dengan cara ini, gagasan bisa disuarakan dengan cara yang lebih asyik dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Agung H. 2019. Mahasiswa Surabaya Kritik Pemerintah Lewat Karya Seni Video Mapping. (https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2019/Mahasiswa-Surabaya-Kritik-Pemerintah-Lewat-Karya-Seni-Video-Mapping/),
diakses pada 14 November 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun