Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eskatologi (Doktrin Akhir Zaman)

29 November 2019   00:28 Diperbarui: 4 Februari 2021   22:48 3827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1.       Penghakiman itu hanya bersifat sementara

Menurut  Schleiermacher dan banyak sarjana dari Jerman, pernyataan Alkitab mengenai penghakiman terakhir harus dipahami secara simbolis. Tentu saja pernyataan para sarjana Jerma itu tidak sesuai dengan perkataan Alkitab yang tegas bahwa penghakiman terakhir itu adalah sebuah penghakiman yang resmi, umum dan merupakan keputusan akhir.

 

2.       Penghakiman itu bukan suatu peristiwa tunggal

Premilenialis modern membicarakan adanya tiga kali penghakiman. Mereka membedakan (a) sebuah penghakiman orang kudus yang dibangkitkan dan masih hidup pada saat parousia, tujuannya untuk menunjukkan kebaikan orang kudus, memberi pahala sesuai kerja mereka, dan memberikan tempat yang sesuai dalam kerajaan seribu tahun. (b) Penghakiman ketika Kristus menampakkan diri (hari Tuhan) segera setelah masa kesengsaraan besar. (c) sebuah penghakiman di depan takhta putih untuk orang durhaka yang mati, yang disebut dalam Why 20:11-15. Alkitab selalu mengatakan bahwa penghakiman terakhir itu adalah sebuah peristiwa tunggal. Alkitab mengajarkan kepada kita untuk menantikan bukan hari-hari melainkan hari penghakiman, Yoh 5:28,29; Kis 17:31; 2 Ptr 3:7, juga disebut sebagai "hari itu", Mat 7:22; 2 Tim 4:88 dan "hari kemurkaan dan pernyataan keadilan penghakiman Allah" Rm 2:5. Lebih dari itu, ada ayat-ayat dalam Alkitab yang membuktikan bahwa orang benar dan orang durhaka akan dihakimi bersamaan yang kemudian memberikan pemisahaan selama-lamanya, Mat 7:22,23; 25:31-46; Rm 2:5-7; Why 11:18; 20:11-15.

 

3.       Penghakiman terakhir itu tidak penting

Sebagian orang menganggap bahwa penghakiman terakhir itu sama sekali tidak perlu, sebab akhir hidup setiap manusia ditentukan pada saat kematian mereka. Jika seseorang mati dalam Tuhan Yesus, maka ia selamat. Jika ia mati dalam dosanya, maka ia binasa. Pernyataan demikian membuat seolah penghakiman terakhir tidak penting. Kepastian akan adanya penghakiman terakhir itu tidak tergantung pada konsep kita tentang perlu atau tidaknya penghakiman itu. Allah jelas mengajarkan kepada kita melalui FirmanNya, bahwa akan terjadi penghakiman terakhir dan penghakiman itu akan menyelesaikan semua persoalan yang disebutkan dalam Alkitab sebagai standar akhir dari iman.

Meskipun waktu penghakiman tidak dapat kita tentukan dengan mutlak, kita dapat mengatakannya secara relatif. Relatif disini adalah relatif terhadap peristiwa eskatologi. Penghakiman itu akan terjadi pada akhir dunia ini sebab penghakiman itu akan diberikan kepada seluruh hidup manusia.

Standar yang dipakai untuk menghakimi orang kudus dan orang berdosa adalah kehendak Allah yang diwahyukan. Standar ini tidak sama untuk semua orang.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun