Asal: Jawa Barat
Kandungan gizi: protein nabati, serat, vitamin, antioksidan.
Menu ini paling mudah diimplementasikan lintas daerah. Di Aceh, sambal bisa diganti sambal terasi khas lokal. Di NTB, lalapan bisa berupa urap kelapa parut. Di Sulawesi Selatan, tahu-tempe bisa diganti ikan goreng tepung ringan.
Nilai tambah: sederhana, bergizi, dan bahan tersedia di seluruh Indonesia.
Fleksibilitas, Bukan Keseragaman
Kekuatan MBG justru terletak pada kemampuannya menyesuaikan diri dengan cita rasa dan ketersediaan bahan di tiap daerah. Program ini tidak perlu menyeragamkan menu dari pusat, tetapi memberikan kerangka fleksibel: cukup pastikan setiap piring berisi karbohidrat, protein, sayur, dan buah.
Pendekatan ini akan menghidupkan ekonomi lokal melalui petani, nelayan, dan UMKM pangan, meningkatkan penerimaan anak terhadap makanan sehat karena rasanya familiar, serta memperkuat identitas kuliner sebagai bagian dari pendidikan gizi nasional.
Menu Lokal, Gizi Nasional
Dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan budaya, Indonesia sebenarnya sudah memiliki ribuan resep MBG alami yang tersebar di dapur masyarakatnya. Kita tidak kekurangan bahan, hanya perlu mengatur cara distribusi dan memastikan setiap anak menikmati makanan yang sehat, bergizi, dan mencerminkan kekayaan daerahnya.
Program MBG memberi kita kesempatan untuk memadukan sains gizi, ekonomi lokal, dan kebanggaan budaya. Jika dilaksanakan dengan adaptasi lokal yang cerdas, MBG bukan hanya akan mengenyangkan anak-anak Indonesia, tetapi juga menghidupkan kembali kearifan kuliner bangsa.
Daftar Pustaka
Badan Pangan Nasional. (2023). Peta Gizi dan Ketahanan Pangan Anak Sekolah di Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2024). Pedoman Implementasi Program Makan Bergizi Gratis.
FAO Indonesia. (2023). Local Food Systems for Nutrition Security.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!