Makanan ultra-proses (UPF) sangat tidak disarankan untuk program Makanan Bergizi Gratis. UPF tidak hanya miskin gizi dan tinggi kalori, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jangka panjang, tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang, serta merusak fungsi edukatif MBG.
Program MBG sebaiknya fokus pada bahan segar, olahan minimal, dan dapur yang higienis di sekolah. Dengan begitu, MBG bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga menyehatkan, mendidik, dan menjadi investasi jangka panjang bagi kesehatan generasi penerus bangsa.
Daftar Pustaka
- Fardet, A. (2016). Minimally processed foods are more satiating and less hyperglycemic than ultra-processed foods: A preliminary study with 98 ready-to-eat foods. Food & Function, 7(5), 2338--2346. https://doi.org/10.1039/c6fo00107f
- Fiolet, T., Srour, B., Sellem, L., Kesse-Guyot, E., Alls, B., Mjean, C., Deschasaux, M., Fassier, P., Latino-Martel, P., Beslay, M., Hercberg, S., & Touvier, M. (2018). Consumption of ultra-processed foods and cancer risk: Results from NutriNet-Sant prospective cohort. BMJ, 360, k322. https://doi.org/10.1136/bmj.k322
- Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- Monteiro, C. A., Cannon, G., Lawrence, M., Costa Louzada, M. L., & Pereira Machado, P. (2019). Ultra-processed foods, diet quality, and health using the NOVA classification system. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI