Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Alasan Makanan UPF Tidak Cocok untuk MBG

1 Oktober 2025   17:01 Diperbarui: 1 Oktober 2025   18:09 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makanan-Makanan UPF | Sumber gambar: Alan Alvez/unsplash.com

Selain itu, studi global juga mengaitkan UPF dengan meningkatnya risiko obesitas, hipertensi, diabetes tipe 2, bahkan penyakit jantung. Bayangkan jika anak-anak sejak kecil sudah terbiasa dengan UPF melalui MBG. Alih-alih sehat, mereka bisa mewarisi beban penyakit kronis di masa depan.

3. Tidak Sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang

Kementerian Kesehatan RI sudah lama menekankan prinsip Pedoman Gizi Seimbang, yaitu makan makanan beragam, cukup buah dan sayur, sumber protein hewani dan nabati, serta batasi gula, garam, dan lemak (Kemenkes RI, 2014). UPF jelas tidak bisa memenuhi prinsip ini.

Produk UPF biasanya miskin keragaman pangan alami dan justru melimpah aditif. Bila MBG menggunakan UPF, maka ia keluar jalur dari standar gizi yang sudah ditetapkan pemerintah sendiri.

4. Hilangnya Fungsi Edukasi

Program MBG tidak hanya sekadar memberi makan. Ia juga punya fungsi edukasi, yaitu mengajarkan anak-anak sejak dini tentang pola makan sehat. Jika UPF diberikan dalam program, pesan yang sampai ke anak justru keliru: bahwa makanan instan, praktis, dan berperisa buatan adalah "makanan bergizi" yang direkomendasikan sekolah.

Hal ini berbahaya karena bisa membentuk pola konsumsi jangka panjang yang salah. Anak akan tumbuh dengan preferensi tinggi terhadap makanan instan, dan semakin menjauh dari konsumsi buah, sayur, dan lauk segar.

Bagaimana dengan Pangan Olahan Lain?

Penting untuk membedakan antara UPF dan pangan olahan lainnya. Tidak semua pangan olahan berbahaya. Ada yang masuk kategori minimally processed foods, seperti tempe, tahu, susu pasteurisasi, atau roti gandum. Pangan ini memang melalui proses, tetapi tidak sampai merusak kandungan gizi utama.

Contohnya tempe, hasil fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus yang justru meningkatkan kandungan vitamin B12 dan protein. Atau susu pasteurisasi, yang dengan sedikit proses panas mampu membunuh bakteri patogen tanpa menghilangkan zat gizi penting. Makanan semacam ini tetap layak masuk dalam program MBG.

Artinya, yang perlu dihindari adalah UPF dengan aditif berlebihan dan nilai gizi rendah, bukan seluruh produk olahan.

Perspektif Keamanan Pangan

Selain aspek gizi, UPF juga menimbulkan pertanyaan soal keamanan pangan. Banyak produk UPF mengandung aditif sintetis yang meski diizinkan, bila dikonsumsi terus-menerus bisa menimbulkan efek kesehatan. Misalnya, konsumsi tinggi natrium dalam makanan kemasan bisa memicu tekanan darah tinggi sejak usia muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun