Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekuatan Kata dalam Membentuk Persepsi dan Realitas

12 September 2025   09:49 Diperbarui: 14 September 2025   00:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Brett Jordan

Gunakan re-framing: ubah kata "masalah" menjadi "tantangan," "kegagalan" menjadi "proses belajar."

  • Pilih kata publik dengan hati-hati: bagi pemimpin atau komunikator, setiap istilah bisa memengaruhi ribuan orang.

  • Seimbangkan realitas dengan optimisme: penting untuk jujur pada data, tapi cara menyampaikan juga harus memberi arah yang membangun.

  • Kesimpulan

    Kata adalah alat sederhana yang memiliki kekuatan luar biasa. Dari membentuk persepsi individu hingga menciptakan realitas sosial, kata-kata bisa menjadi jembatan menuju optimisme atau jebakan menuju pesimisme.

    Pernyataan bahwa menyebut "ekonomi sulit" dapat memengaruhi alam bawah sadar hingga berdampak pada diri sendiri memang benar. Kata membentuk frame, memicu emosi, memandu tindakan, dan akhirnya menciptakan realitas.

    Karena itu, penting bagi kita semua, baik sebagai individu maupun masyarakat,untuk lebih bijak memilih kata. Dengan kata yang tepat, kita bisa membentuk persepsi yang sehat, keyakinan yang membangun, dan realitas yang lebih baik.

    Daftar Pustaka

    Bargh, J. A., Chen, M., & Burrows, L. (1996). Automaticity of social behavior: Direct effects of trait construct and stereotype-activation on action. Journal of Personality and Social Psychology, 71(2), 230--244. https://doi.org/10.1037/0022-3514.71.2.230

    Berridge, K. C., & Kringelbach, M. L. (2015). Pleasure systems in the brain. Neuron, 86(3), 646--664. https://doi.org/10.1016/j.neuron.2015.02.018

    Entman, R. M. (1993). Framing: Toward clarification of a fractured paradigm. Journal of Communication, 43(4), 51--58. https://doi.org/10.1111/j.1460-2466.1993.tb01304.x

    Merton, R. K. (1948). The self-fulfilling prophecy. The Antioch Review, 8(2), 193--210. https://doi.org/10.2307/4609267

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun