Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudah Yakin Air Rumah Kita Aman? Sudah Cek TDS dan pH?

7 Juni 2025   20:17 Diperbarui: 11 Juni 2025   07:31 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi air. (FREEPIK/VALUAVITALY)

Air yang tampak jernih belum tentu bebas dari risiko. Banyak dari kita mengira bahwa air yang tidak berwarna dan tidak berbau berarti sudah aman dikonsumsi. Padahal, kualitas air minum tidak bisa hanya dinilai secara kasat mata. Di balik kejernihannya, air bisa saja mengandung logam berat, mikroorganisme berbahaya, atau zat kimia beracun yang tidak terlihat oleh mata. 

Khususnya bagi sebagian dari kita yang tinggal di daerah dengan sanitasi terbatas, atau di wilayah dengan kandungan tanah berkapur dan berbatu, risiko pencemaran air cukup tinggi. Tidak sedikit pula mereka yang menggunakan air tanah langsung tanpa pengolahan atau pengujian terlebih dahulu. Dalam jangka panjang, konsumsi air yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat memicu berbagai penyakit seperti yang umum terjadi adalah masalah pencernaan.

Oleh karena itu, penggunaan alat penguji seperti TDS meter dan pH meter menjadi langkah awal yang sangat penting untuk mengevaluasi mutu air, baik dari sumur bor, PAM, maupun sumber air alternatif lainnya yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Harganya juga bervariasi, ada yang paling murah dengan fitur sederhana, ada yang harganya jutaan. Namun, sebetulnya apabila kita menggunakan TDS meter dan pH meter untuk kebutuhan hidroponik juga sudah cukup.

Masalahnya, kita bisa mengeliminasi bakteri dalam air dengan cara merebus hingga mendidih. Kemudian, kalau tingkat kekeruhan, kita bisa lihat dengan mata dengan pencahayaan yang cukup. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui apakah air tersebut mengandung banyak partikel yang tidak terlihat? kemudian apakah pHnya cocok untuk kita konsumsi? Oleh karena itu, menurut saya investasi di kedua alat tersebut sangat penting untuk menguji apakah air jernih yang kita minum ini aman untuk dikonsumsi.

Berikut ini, saya jabarkan apa itu TDS, mengapa hal ini penting untuk kita ketahui dan saran praktis yang dapat dilakukan agar air yang kita gunakan sehari-hari, aman untuk dikonsumsi.

Apa Itu TDS, pH, dan Mengapa Harus Diukur?

TDS (Total Dissolved Solids) adalah ukuran jumlah total zat padat terlarut dalam air, termasuk garam anorganik seperti kalsium, magnesium, natrium, dan kalium, serta bahan organik lainnya dalam jumlah kecil (EPA, 2018). Nilai TDS umumnya dinyatakan dalam satuan miligram per liter (mg/L) atau part per million (ppm). Alat TDS meter berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi zat terlarut ini secara cepat dan praktis.

Kadar TDS yang tinggi dapat mengubah rasa air menjadi pahit, asin, atau bahkan logam. Lebih dari itu, kandungan mineral atau logam berat tertentu dalam air dengan TDS tinggi juga dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama ginjal dan sistem pencernaan. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi air dengan kandungan TDS melebihi batas aman dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal, hipertensi, dan memperburuk kondisi pasien dengan penyakit kronis tertentu (World Health Organization [WHO], 2017).

Namun, kadar TDS yang terlalu rendah juga bukan berarti lebih baik. Air dengan TDS < 300 mg/L memang masih termasuk aman, tetapi bisa terasa hambar dan miskin mineral penting yang dibutuhkan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk tidak hanya mengejar air dengan TDS serendah mungkin, tetapi memahami bahwa keseimbangan mineral dalam air juga dibutuhkan untuk mendukung metabolisme tubuh.

pH air menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, dengan angka 7 sebagai titik netral. Air minum ideal seharusnya berada dalam rentang 6,5 hingga 8,5 menurut Permenkes No. 2 Tahun 2023. Di luar rentang ini, air dapat bersifat terlalu asam atau terlalu basa, yang masing-masing menimbulkan risiko tersendiri.

Air yang terlalu asam (pH < 6,5) dapat mengakibatkan iritasi lambung, mempercepat karat pada pipa distribusi, serta menyebabkan logam berat seperti timbal dan tembaga terlarut dalam air. Sementara itu, air yang terlalu basa (pH > 8,5) bisa menyebabkan rasa pahit, iritasi kulit, dan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun