dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku
sebab diammu.
Sajak ini adalah sajak cinta Amir Hamzah kepada kekasihnya yang gagal itu. Dalam perspektif budaya, perhatikan ngelak (Jawa:haus) ditempatkan Amir dalam bait itu. Menunjukkan secara intuisif upaya Amir mengawinkan budaya Jawa-Melayu, sebagaimana keinginannya terhadap Ilik Sundari. KIta harus ingat, Amir Hamzah adalah penyair Rimantik.
Salah satu ciri kauj romantik, melukiskan sesuatu hal dalam keadaan bagaimanapun juga, senantiasa secara estetis dan hiperbolis. Perhatikan lagi kuplet akhir sajak ini.
Tenggelam dalam malam
Air di atas menindih keras
Bumi di bawah menolak ke atas
Mati aku, kekasihku, mati aku!
Jelasnya sajak Hanyut Aku, bukan sajak sufistis atau mistis, tapi sajak untuk sang kekasih yang sangat dicintranya di Solo. Jelasnya Damiri mengatakan, Amir amzah bukanlah penyair Sufi dan dalam puisi-puisnya tak ditemukan aura tasawuf. Amir Hamzah juga bukan mencari Makrifat dalam puisi-puisinya.
Jelasnya pengaruh budaya lokal dalam karya Amir Hamzah sangat kuat, terutama nuansa Melayu. Salah mereka yang menafsirkan karya Amir Hamzah kalau mereka hanya memakai kacamata Strukturalisme- ekspresif saja. Mereka harus menelusuri siapa Amir Hamzah dan budayanya yang amat kental dengan kemelayuannya.
Selain Damiri Mahmud, Â pembicara lainnya adalah M Yunus Tampubolon. Â Yunus lebih berbicara dari sisi politik Amir Hamzah. Â Menurut Yunus, Â Amir Hamzah adalah pahlawan yang menjadi korban politik PKI masa itu.Â