Mohon tunggu...
ayub badrin
ayub badrin Mohon Tunggu... Penulis - Ayub Badrin seorang jurnalis

Selain menggeluti dunia Teater saya juga aktif di media masa lokal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunitas Kata-Kata Menguak Tabir Amir Hamzah bersama Damiri Mahmud

16 Februari 2019   12:44 Diperbarui: 16 Februari 2019   18:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku

sebab diammu.

Sajak ini adalah sajak cinta Amir Hamzah kepada kekasihnya yang gagal itu. Dalam perspektif budaya, perhatikan ngelak (Jawa:haus) ditempatkan Amir dalam bait itu. Menunjukkan secara intuisif upaya Amir mengawinkan budaya Jawa-Melayu, sebagaimana keinginannya terhadap Ilik Sundari. KIta harus ingat, Amir Hamzah adalah penyair Rimantik.

Salah satu ciri kauj romantik, melukiskan sesuatu hal dalam keadaan bagaimanapun juga, senantiasa secara estetis dan hiperbolis. Perhatikan lagi kuplet akhir sajak ini.

Tenggelam dalam malam

Air di atas menindih keras

Bumi di bawah menolak ke atas

Mati aku, kekasihku, mati aku!

Jelasnya sajak Hanyut Aku, bukan sajak sufistis atau mistis, tapi sajak untuk sang kekasih yang sangat dicintranya di Solo. Jelasnya Damiri mengatakan, Amir amzah bukanlah penyair Sufi dan dalam puisi-puisnya tak ditemukan aura tasawuf. Amir Hamzah juga bukan mencari Makrifat dalam puisi-puisinya.

Jelasnya pengaruh budaya lokal dalam karya Amir Hamzah sangat kuat, terutama nuansa Melayu. Salah mereka yang menafsirkan karya Amir Hamzah kalau mereka hanya memakai kacamata Strukturalisme- ekspresif saja. Mereka harus menelusuri siapa Amir Hamzah dan budayanya yang amat kental dengan kemelayuannya.

Selain Damiri Mahmud,  pembicara lainnya adalah M Yunus Tampubolon.  Yunus lebih berbicara dari sisi politik Amir Hamzah.  Menurut Yunus,  Amir Hamzah adalah pahlawan yang menjadi korban politik PKI masa itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun