Link artikel jilid sebelumnya :Â
Di bawah ini lanjutan dari 16 ide kegiatan kokurikuler murah meriah yang bisa diterapkan di Sekolah dari artikel sebelumnya. Setiap kegiatan dikaitkan langsung dengan satu atau lebih dimensi Profil Lulusan serta kebiasaan anak Indonesia hebat.
11 Kemandirian: "Tantangan 7 Hari Mandiri"
Selama seminggu, siswa menjalani tantangan berbeda: menyiapkan perlengkapan sendiri, sarapan sehat, tidak mengeluh, menulis jurnal.
Nilai yang dibangun: Disiplin, tanggung jawab, percaya diri.
12 Kemandirian: "Pojok Refleksi Diri"
Setiap kelas punya "Pojok Jurnal Diri" berisi buku refleksi yang bisa ditulis siapa saja.
Tulisan-tulisan itu bisa jadi bahan motivasi teman-temannya.
Nilai yang dibangun: Kemandirian, kesadaran diri, empati.
13 Kesehatan: "Senam Gembira Tiap Jumat"
Senam bersama dengan musik lokal, dipimpin oleh siswa.
Bisa juga dengan "Senam Kostum Lucu" untuk meningkatkan semangat.
Nilai yang dibangun: Kesehatan fisik, kebersamaan.
14 Kesehatan: "Komunitas Sehat Remaja"
Siswa membuat tim kecil untuk mengkampanyekan hidup sehat: minum air putih, kurangi jajanan ultra-proses, dan jaga kesehatan mental.
Bisa dibuat poster digital, lomba bento sehat, atau vlog keseharian.
Nilai yang dibangun: Kesehatan jasmani dan mental, gotong royong.
15 Komunikasi: "Podcast Kelas Kita"
Gunakan HP dan aplikasi gratis.
Siswa membuat episode berisi obrolan inspiratif, cerita guru, atau refleksi belajar.
Nilai yang dibangun: Komunikasi, literasi digital, percaya diri.
16 Komunikasi: "Panggung Inspirasi Jumat"
Setiap Jumat, dua siswa berbagi kisah nyata: "Hal Baik Minggu Ini" atau "Pelajaran Hidup dari Kesalahan".
Durasinya 3 menit, tapi efeknya bisa seminggu.
Nilai yang dibangun: Empati, keberanian berbicara, keterbukaan.
Ide-ide kegiatan kokurikuler murah meriah ini membawa semoga membawa perubahan nyata di sekolah. Siswa menjadi lebih aktif, lingkungan sekolah lebih bersih, hubungan guru-siswa lebih hangat, dan nilai-nilai karakter tumbuh secara alami.
Guru tidak lagi sibuk mengejar proyek mahal, tapi sibuk menanam makna. Siswa belajar bukan karena dipaksa, tapi karena merasa terlibat. Inilah esensi Kurikulum Merdeka --- membebaskan, bukan membiarkan.
"Sekolah yang menyala bukan sekolah yang megah, tapi yang penuh semangat belajar."
Dengan kegiatan kecil yang konsisten, sekolah bisa membuktikan bahwa pendidikan karakter tidak harus mahal, cukup bermakna dan menyentuh hati.
Dari Ruang Hening Pagi hingga Podcast Kelas Kita, semua adalah benih kebaikan yang tumbuh dari kolaborasi sederhana antara guru, siswa, dan budaya sekolah.
..... sampai jumpa kembali dengan ide-ide dan inovasi berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI