Mohon tunggu...
Mohamad Ali Mustofa
Mohamad Ali Mustofa Mohon Tunggu... Guru di Pondok Modern Daaruta'awun Lempuyang Tanara dan petani di Serang Banten

Menulis Saat Mendapatkan Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wukuf Transformasi Kesadaran Spiritual dan Fisik

2 Juni 2025   14:01 Diperbarui: 5 Juni 2025   07:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wukuf di Arafah adalah momen inti dalam ibadah haji. Ia merupakan bagian dari rukun haji yang jika ditinggalkan atau tidak dikerjakan status hajinya tidak sah.

Saat wukuf
jamaah haji berhenti untuk berdoa dan memohon ampun sehingga  menjadi waktu penting untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan membangun kesadaran akan siapa diri ini, untuk apa diri ini dan mau kemana diri ini sesudah kehidupan dunia ini ditinggalkan?

Kehadiran jamaah haji wukuf di Arafah untuk menemukenali dirinya itu dimulai dengan, pertama kesadaran bahwa mereka (jamaah haji) itu sedang menjadi tamu Allah SWT (Duyufurahman). Mereka dimampukan bukan karena uangnya atau karena kesehatannya atau karena pangkat dan kedudukannya tetapi dimampukan oleh Allah SWT. Untuk itulah mereka harus mematutkan dirinya menjadi tamu Allah SWT. Ucapannya adalah Labbaikallahaumma labbaik (wahai Allah aku penuhi panggilan Mu).

Baca juga: Untuk Apa Berhaji?

Kedua, Menurut Ali Syariati, wukuf bermula dari pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa di Arafah setelah dikeluarkan dari surga, di mana mereka memohon ampun dan menyesali kesalahan (dosa) mereka. Sehingga setiap jamaah haji yang hadir di Arafah harus merasa dirinya berdosa seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa. Karena merasa berdosa maka amalan pertama dari jamaah haji yang wukuf adalah memperbanyak istighfar. Rasulullah Saw memuji bagi "Siapapun hamba Allah yang ditemukan dalam lembaran catatan amalnya istighfar yang banyak".

Ketiga, melakukan pendekatan kepada Allah SWT (taqarruban) seintensif mungkin dengan memperbanyak dzikir, doa, membaca Al Qur'an. Menghindari rofats (berkata kotor), fusuq (berbuat dosa) dan jidal (berdebat/bertengkar). Karena itu amalan saat wukuf, sebenarnya adalah amalan fardiah (individu) diluar khutbah dan shalat jamak berjama'ah. Tujuannya agar terjadi transformasi kesadaran dari jasad wadag yang kotor penuh dosa itu berguguran dengan istighfar dan amalan taqarruban lainnya menuju puncak kesadaran tauhid yaitu Ridha Allah SWT (Mardhatillah).

Keempat, memohon pertolongan Allah SWT (Rahmat Allah) agar proyek-proyek kebaikan yang direncanakan sebelum atau saat hajian, pasca haji nanti dapat terwujud dengan baik. Membuat rencana proyek kebaikan (semacam proposal wukuf) untuk kemudian dimunajatkan pada momentum hajian khususnya saat wukuf di Arafah akan menambah bobot orientasi haji tidak hanya sekedar kegiatan spiritual tetapi mewujud menjadi proyek fisik (umpamanya sedang membangun majelis taklim, mesjid, pontren, klinik, rumah sakit dan program -program pemberdayaan ekonomi umat) mohon agar terwujud secara nyata pasca hajian sesudah Allah SWT terlebih dahulu Ridha. Rasionalitasnya adalah sesudah Allah SWT Ridha kepada kita apapun yang kita minta terutama saat wukuf akan dikabulkan.

Kelima, wukuf menggambarkan persatuan ummat dari seluruh dunia. Karena itu dengan momentum wukuf jalinan silaturahim dan  semangat ta'awun (tolong menolong) inter dan antar jamaah haji harus terjalin sempurna. Jangan sampai terjadi sesudah wukuf, silaturahim retak dan timbul pertengkaran serta permusuhan. Apalagi sampai menyimpan dendam. Jika hal ini terjadi kembali beristighfar, fokuskan hajinya pada mardhatillah dan minta pertolongan Allah agar permasalahan yang dihadapi mendapatkan solusi dari Nya.

Akhirnya berapapun biaya dan tenaga yang dikeluarkan yang boleh jadi dalam pandangan jamaah haji begitu besar namun dalam pandangan Allah SWT tetaplah kecil. Jalan menuju mardhatillah dengan menapaki manasik haji ini bisa jadi tidak ringan. Tetapi jika mardhatillah yang kita tuju, ujian sepahit apapun dalam ritual haji ini akan terasa nikmat. Karena setiap yang dilakukan oleh jamaah haji dikerjakan dengan penuh kearifan buah perenungan sebelum dan selama wukuf di Arafah.

Selamat menunaikan wukuf di Arafah dan manasik haji lainnya. Semoga Allah SWT menghadiahi kemabruran dalam ibadah haji kita. Tidak ada balasan bagi Haji Mabrur selain Jannah (Syurga Nya) Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun