Mohon tunggu...
Mohamad Ali Mustofa
Mohamad Ali Mustofa Mohon Tunggu... Guru di Pondok Modern Daaruta'awun Lempuyang Tanara dan petani di Serang Banten

Menulis Saat Mendapatkan Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Apa Berhaji?

12 Mei 2025   16:23 Diperbarui: 13 Mei 2025   17:19 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Syawal hingga tanggal 10 Dzulhijjah disebut sebagai bulan -bulan haji yang telah dimaklumi. Umat Islam yang memiliki kehendak untuk berhaji atau yang sudah menunggu beberapa bahkan puluhan tahun sejak daftar untuk berhaji telah memasuki miqot zamani.

Miqot zamani adalah batas waktu bagi yang hendak berhaji untuk berazam memantapkan niat haji sejak masuk Bulan Syawal hingga tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan miqot makani adalah batasan tempat bagi calon haji untuk niat haji disertai dengan memakai kain ihram.

Bagi yang datang dari arah Madinah miqotnya di Dzul Khulaifah (Bir Ali), yang datang dari arah Yaman miqotnya di Yalamlam, yang datang dari arah Riyad (Najed) miqotnya di  Qarnul Manazil, yang datang dari arah Irak miqotnya di Dzatu Irqin dan yang datang dari arah Syam miqotnya di Juhfah.

Bagi jamaah haji yang melewati miqot-miqot tersebut hendaknya berniat untuk haji atau umroh dengan mengenakan kain ihram. Dengan konsekuensi mematuhi segala larangan yang terkait dengan ihram. Jika melanggar maka didenda (dam) dari yang ringan hingga berat.

Mengapa umat Islam harus menunaikan ibadah haji? Ini adalah pertanyaan mendasar  yang perlu dijawab oleh setiap calon haji. Karena jawaban atas pertanyaan ini memiliki implikasi terhadap semangat dan nilai dalam menjalankan ibadah haji.

Haji adalah rukun Islam yang lima. Menunaikannya berarti menyempurnakan rukun Islam. Haji yang dikerjakan dengan semata mengharap ridha Allah dengan meninggalkan rofats (berkata dan berbuat kotor), fusuq (berbuat dosa) dan jidal (berdebat) saat melaksanakan haji maka ketika pulang seperti bayi yang lahir dari rahim ibunya. Artinya bersih dari segala dosa. Demikian juga jika hajinya mabrur sehingga layak untuk mendapatkan syurga Nya.

Haji, shalat dan  qurban adalah tiga ibadah penting dalam agama Islam yang memiliki kaitan erat dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Haji dan Shalat sama-sama terkait dengan Ka'bah. Pada haji terdapat ibadah Thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 putaran. Sementara saat shalat kita menghadap Ka'bah sebanyak minimal 5 kali sehari.

Saat haji terutama wukuf di Arafah dan shalat -sejatinya sedang berkomunikasi dengan Allah-. Shalat dan wukuf adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, memohon ampun,  petunjuk, ridha, mengungkapkan rasa syukur dan rahmat dari Allah SWT.

Shalat dan haji keduanya dapat membersihkan jiwa dari dosa-dosa dan kesalahan.

Sementara qurban yang dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijjah saat jamaah haji berada di Mina untuk melontar jumroh aqobah. Dan dilanjutkan pada hari tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah saat jemaah haji melontar jumroh ula, wustho dan aqobah di Mina adalah sarana mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun