Mohon tunggu...
azzamislan
azzamislan Mohon Tunggu... Aku adalah sedih dan Senang dalam bentuk kata

Tanyakan Pada Kata. Kenapa Tuhan Ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matahari menyisahkan Bayang

30 April 2025   15:40 Diperbarui: 30 April 2025   15:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari menelan tubuhmu, di tengah kepergianmu, meninggalkan bayang, tidak mungkin kusentuh.

Ramalan puisi tentang perpisahan sudah tertulis sejak sajak pertama; dikatakan dari rayumu.

Linangan makna tidak lagi teduh, sebab air mata yang diteteskan berupa bara api, membakar senduh kata manismu

Ciuman rasa belum tentu abadi, kamu memilih pergi, jauh menuju angkasa bersama karsa bergelimang harta.

Lalu semua serapah tak ingin aku ungkapkan, bibirku terbuat dari doa ibuku, telingaku di-azan-kan oleh merdu suara bapakku.

Begitu berharga anatomiku, tidak akan kusia-siakan, untuk kesaksian rasa yang semu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun