Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Asumsi Metafisis dalam Diskursus Positivisme Logis

4 September 2019   21:48 Diperbarui: 5 September 2019   12:07 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syarat falsifikasi, di sisi lain, membantu kita memahami sebuah teori secara utuh dengan mengajukan spekulasi-spekulasi seputar kajian teori tersebut.

Terutama terhadap pola pikir induktif dengan bersandar pada anggapan bahwa banyaknya kasus yang konsisten dengan pernyataan tidak melulu menjadi pembuktian kebenaran sebuah teori. Sebab, mustahil bagi seseorang untuk mendokumentasikan seluruh kasus yang diperkirakan oleh teori tersebut. 

Oleh sebab itu, suatu teori mesti menyisihkan kemungkinan bagi suatu kasus yang mampu menyangkal simpulan-simpulannya. Hal ini diperlukan bagi sebuah teori untuk tetap dibahas dan dipertahankan. Namun, di satu sisi, syarat falsifikasi ini justru menguatkan metode verifikasi yang awalnya ia kritik. 

Falsifikasi mendorong proses verifikasi untuk terus mencari dan mengembangkan spekulasinya untuk diuji secara empiris. Sehingga syarat falsifikasi pun menjadi keharusan dalam proses verifikasi, dan oleh karena itu, tidak terpisahkan. 

Sebagai simpulan, sebuah gebrakan sangat dibutuhkan untuk merangkai kembali semangat untuk menggapai cita. Gebrakan itu pula mampu menghentak kita dari kenyamanan akan sebuah kemampanan yang semakin membendung kreativitas. 

Sebuah ide, bahkan yang paling radikal sekalipun, perlu mendapat tempat untuk dibahas. Entah untuk menggali spekulasi teoretis dari bangunan argumennya hingga konsekuensi logis yang bisa lahir darinya. Pilihannya; untuk disanggah atau diteruskan ke jenjang yang lebih serius.

Namun semangat itu jangan sampai membutakan mata dan pikiran kita untuk menyisihkan pandangan lain terutama yang menjadi pijakan ide-ide kritis yang kita kembangkan. 

Belajar dari semangat mazhab Positivisme Logis yang mencoba menyingkirkan asumsi filosofis lewat pendekatan empirik yang radikal, ternyata toh pada akhirnya terjebak dalam situasi yang dulunya coba ia hindari. 

Alih-alih memapankan pendekatan ilmiah lewat ujicoba dan pengamatan langsung, mazhab itu justru menyuburkan kajian fiksi ilmiah.

Albert Einstein pernah mengingatkan kita (1933) bahwa pengalaman empirik itu merupakan kriteria tunggal dari perangkat fisik yang semata berlaku bagi konstruksi matematis. 

Lee Smolin menambahkan bahwa matematika tidak diragukan lagi sudah sangat membantu proses kreativitas berpikir dan penyelesaian masalah kita namun menganggap matematika di atas segalanya dapat menjerumuskan kita ke hal yang akibatnya jauh lebih menakutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun