Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Solusi Ancaman Krisis Pangan Ditengah Wabah Corona (1)

23 April 2020   20:23 Diperbarui: 28 April 2020   21:20 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Koleksi Pribadi

Dari berbagai laporan, produksi pangan dalam negeri selama ini (sebelum wabah Corona) termasuk kategori kurang mencukupi. Meski Indonesia adalah negara agraris dan negara maritim bukan berarti kita sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri.

Pasokan komoditas bahan pangan Indonesia sangat disuport dari negara luar (import) agar ketersediaannya tercukupi. Bahkan ada beberapa komoditas pangan ketergantung impor sampai 95%.

Sekarang mari kita bedah satu per satu kondisi komoditas pokok pangan Indonesia untuk mengetahui ketersediaan barang yang selama ini memenuhi kebutuhan rakyat, baik didapat dari hasil produksi sendilri maupun impor (pasokan dari negara luar) :

Beras

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa produksi beras Indonesia tahun 2019 berada di kisaran 31,31 juta ton, sedangkan kebutuhan beras sebesar 29,6 juta ton per tahun. Sementara  

Dari data tersebut meski ada surplus, tetapi impor beras sangat tinggi memasok kebutuhan Indonesia.  BPS mencatat pada Oktober 2019, ketergantungan impor beras dari Vietnam sebesar 767.180,9 ton dan dari Thailand 795.600,1 ton. Pada tahun 2018, Pakistan pun  tercatat sebagai pengimpor beras ke Indonesia berkisar 281.000 ton.p

Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian, bahwa  ketersediaan  beras sebesar 25.653.591 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi sampai Agustus  sebesar 15.099. 846 Ton. Artinya stok beras sampai Agustus 2020 adalah aman dan bahkan masih ada sisa 10 juta ton lebih.

Kementan juga melaporkan bahwa pada bulan April - Mei 2020 sedang berlangsung panen raya beras menambah pasokan untuk beberapa untuk bulan selanjutnya. Kementerian Pertanian memprediksi produksi beras mencapai 12 juta ton.

Kabar baiknya, jika panen raya berjalan mulus dan daerah-daerah penghasil beras steril dari virus Corona, maka hasil produksi beras sebesar 12 ton tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sampai 5 bulan kedepan, yakni Januarir 2021. Artinya, krisis pangan hanya level waspada. Pemerintah cukup menjaga daerah-daerah penghasll beras tersebut tetap steril dari penularan virus Corona agar produksi tetap normal.

Kabar buruknya, jika prediksi panen raya meleset karena disebabkan faktor alam dan daerah-daerah penghasil beras tersebut diserang wabah Corona yang membuat petani tidak bisa berproduksi. Maka paska Agustus 2020 akan terjadi petaka krisis pangan beras kategori sangat bahaya (level merah).

Seandainya, desa-desa penghasil beras diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sehingga terjadi penurunan hasil panen sebesar 50%, yaitu turun menjadi 6 juta ton. Maka ketersediaan stok beras cuma bisa untuk mencukupi untuk jangka waktu 2 bulan, yakni sampai Oktober (terhitung habis stok Agustus 2020). Panen bisa ditunggu lagi  Agustus - September untuk memenuhi kebutuhan Oktober - Desember 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun