Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Solusi Ancaman Krisis Pangan Ditengah Wabah Corona (1)

23 April 2020   20:23 Diperbarui: 28 April 2020   21:20 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Koleksi Pribadi

Kesimpulan

Berdasarkan analisis sederhana yang saya uraikan diatas, ancaman krisis pangan sangat nyata ada di depan mata kita. Ancaman krisis pangan bukan hoax atau paranoid.

Beberapa komoditas bahan pangan (gula, bawang putih dan daging sapi/kerbau) sudah mulai berangsur menipis dan tidak tahu lagi kapan tersedia kembali ditengah dunia sedang dilanda wabah Corona,

Beras, jagung, cabai, daging ayam ras, dan telur tak berapa lama akan terancam krisis jika di desa-desa penghasil pangan tidak dikawal ketat steril dari virus Covid-19. Apabila di desa-desa jebol dan terjadi pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), maka krisis pangan tak terelakkan lagi.

Pemerintah harus segera move on melihat kondisi sekarang, bahwa dunia sekarang benar-benar lagi dilanda bencana yang menghancurkan semua aspek fundamental kehidupan manusia. Mindset berpikir pemerintah harus dirubah dari kondisi normal menjadi kondisi bencana. Langkah-langkah  extra ordinary  sangat dibutuhkan, bukan cara-cara normatif saat kondisi dunia normal.

Bodoh mengkalkulasikanya serta tidak memiliki desain extra ordinary pada ketahanan pangan semasa wabah Corona yang mana tidak tahu kapan berakhirnya, maka petaka krisis pangan tidak bisa terelakkan lagi menimpa Indonesia. Berharap pasokan pangan dari  impor bukanlah solusi yang tepat.

Kita harus desain dari sekarang langkah untuk bisa menjamin ketersediaan pangan agar tetap ada selama masa wabah Corona yang tidak bisa diprediksi jangka waktu berakhirnya wabah ini.

Penting dibuat pendataan dan penghitungan akurat secara real time agar terhindar dari petaka. Dari situlah, kita menyusun rencana untuk menjamin keberlangsungan proses produksi ataupun penghematan bahan pangan agar tetap tersedia untuk bulan-bulan selanjutnya yang mana  tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya bencana wabah Corona.

Dengan acuan data yang valid, kita dapat menyusun langkah berupa penghematan dan penjadwalan ketersediaan barang kembali. Jika kita salah hitung beberapa hari saja dapat berakibat fatal. Salah buat perencanaan maka terjadi petaka. Maka sekecil apapun harus kita hitung dan kondisi seekstrim betapapun harus kita susun perencanaannya dengan matang.

Mumpung masih ada waktu dan mumpung masih ada stok pangan sampai Agustus. Pemerintah harus segera buat langkah antisipasi krisis pangan sebelum terlambat.

Saya siap menyumbangkan segenap tenaga dan pikiran untuk menghadapi krisis pangan agar kita bisa selamat dari kelaparan. Saya siap dibayar cuma 2 piring nasi per hari.

Bersambung tulisan selanjutnya berjudul : Gugus Tugas Penangan Krisis Pangan

(Penulis : Direktur Eksekutif INFUDS/Indonesian Future Development Study)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun