Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Ke Borobudur, Aku Kehilangan Candi, Kudapati Orkestra Semesta Janji (03)

16 Mei 2021   23:14 Diperbarui: 16 Mei 2021   23:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gemerlap energi Borobudur (gogoo tour) 

Setelah mengeringkan badan, Arti mencoba melilitkan kulit banteng hitam itu ke tubuhnya,  tapi sulit bukan main,  karena pakaian yang dikenakan bukanlah dari jaman keibuan,  tapi dari jaman lalu. Tanpa rikuh lagi,  Dyah Palupi membantunya bergegas mengingat perintah dari gurunya tak bisa ditawar lagi. Beberapa kali,  tangan dan kulit mereka bersentuhan, saat itu seperti ada dentum mega  marching band lewat,  menggedor hati kedua insan, yang mulai dirabuki rasa suka.

***
Argo melangkah tergopoh diantar Palupi,  ke perhelatan temu besar para guru di pusat pasewakan ageng. Disitu berkumpul sedikitnya 40 resi utama.  Mereka sebagian berbaju kulit binatang hitam,  sebagian lagi putih dan yang di pusat ada lima resi berbaju emas. Semua duduk bertelakan karpet kulit binatang buas yang super besar, lembut, tebal,. Kharismatis.

Ada yang duduk di kulit macan raksasa,  singa super besar,  juga mamoth, gajah purba. Dan binatang lain yang tak dikenali Argo. Semua duduk dengan lembut dan tenang tetapi semua tatapan mata para guru itu amat tajam,  Lebih tajam dari belati stainles yang pernah kau kenal.

"Nak Argo sini duduk depan Eyang Resi disini yang tenang, tahu kesalahan besar yang kau buat ?," tanya Resi Sangkakala lembut,  tapi matanya berkilat tajam, bisa membunuh delapan rusa Karena begitu tajam kilatan perbawanya. Menunjukkan juga kedalaman ilmu menghidupkan juga mematikannya.

Argo. Menggigil. Ketakutan,  saat duduk di. pusat arena, pemuda itu duduk di kulit serigala putih yang dibelah lengkap  terlihat kepala Dan ekornya.
"Maaf, Eyang Resi,  hamba lancang mengambil batu pahatan lingga yoni kecil yang hamba temukan,  sebelum masuk gerbang suci. Lalu hamba bersalah, telah mengintip upacara suci penganugerahan enerji matahari.., " urai Argo hati-hati.  Sambil menempelkan jidatnya ke bulu serigala dilantai  serendah mungkin. Ritual memohon ampun itu dilakukannya lama. Pemuda itu bertekad tidak akan mengangkat kepala  sebelum diampuni sang Resi yang sakti digdaya.

Suasana amat hening dan mencekam.  Rasa -rasanya semut, cicak laba-laba tak ada yang berani bernafas di ruangan itu. Semua menunduk,  bermohon ampun akan kesalahan dan ketaksopanank, Argo sudah siap dipenggal saat itu, dia menyadari benar kelakuannya menabrak kesucian upacara Kapitayan Jawi. Membuatnya layak mati. Argo.tahu,  lelaki agung didepannya dengan kesaktian.luar biasa nya bisa mematikan bahkan menghidupkan 10 harimau sekaligus apalagi hanya sebatang jiwa dirinya.  

Argo kusyu , bersujud Minta ampun. Saat itu dia berupaya mengintip,  gadis pujaannya menangis. Satu demi satu,  air mata bening jatuh dipipi indah Dyah Palupi. Terlihat bahwa saat itu ada rasa khusus di hati perempuan berpayudara indah,  dengan rambut panjang yang menyentuh lututnya. Argo bersorak girang dalam hati,  tapi kepalanya tetap bersujud ala Kelinci takut dimangsa Macan Kumbang Terganas dengan mata kuning berkilat,  terkejam.

Tiba tiba meledaklah tawa sang Resi.. Lalu segenap resi yang ada disitu pun tertawa tergelak-gelak, " Ha-ha-ha,  Argo dan Palupi, anak muda memang tahunya.cuma cinta.  Padahal untuk kesalahan sejenis Argo ini,  hukumannya bisa mati,  atau dibuang seumur hidup ke Leng Bumi, lubang rahasia kebaikan dan keburukan bumi kumpul jadi satu disitu, "terang  Resi Sangkakala.
 
"Baiklah, Argo,  Lingga Yoni kecil yang. Kamu. Pegang  sejatinya kunci portal semesta.siapapum yang masuk denganmembawa kedua alat kuno,  disatukan,  maka semua portal waktu terbuka, beruntung kamu setelah disucikan Dyah Palupi di tujuh mata air,  batinmu. Jadi terbuka Argo, " urai Sang Resi membuka tabir misteri.

Semua Resi yang hadir manggut-manggut, membenarkan.  Kemudian segalanya dijelaskan dengan rinci ,bahwa petilasan Kapitayan Jawi itu akan berkembang amat besar,  diiringi pembangunan pusat sembahyang. Tapa bersama  disitu. Makin hari, kemudosn tumbuhlah, kebudayaan yang memuja musik sebagai pembangkit etos kerja dan daya linuwih batin.


Membuat banyak alat musik diciptakan disini, akan ada ratusan,  mungkin ribuan alat musik yang dicipta disini.  Lalu disebarkan di seluruh dunia. Cuma nanti ada jaman yang tidak tahu asal muasal, alat-alat musik itu dibilang dari manca negara,  padahal kamilah nenek moyangmu yang membuatnya,  lalu  disebarkan ke. Seluruh dunia.

"ya,  ada 60 alat musik di relief candi besar itu Resi., " tutur Argo hati-hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun