Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Manyar, Kopi, dan Reinkarnasi Yang Tze

18 Desember 2020   22:45 Diperbarui: 18 Desember 2020   22:53 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarang manyar mewaktu(Kesain kuntata. Blogger) 

Tekadku hari ini
Tumbuh meranting
Di sarang
Sarang manyar
Berayun
Memantulkan tekanan
Rontaan rasa
Rindu yang meloncat
Loncat di kedalaman
Hatiku

Hai !,
Aku memutuskan
Menghapus tiga kata penting
Panggilan jiwamu

Di kerimbunan kelapa
Kelapa puan
Sarang anyar
Jiwa baru
Tak ada yang layak dirayakan
Kecuali nyanyian lepas
Burung
Burung penyanyi

Mari
Seruput kopi
Dan teh terakhirmu


Kita rayakan kebebasan
Kemerdekaan paripurna
Dari hati lapang
Tanpa sebuah nama
Istimewa
Kecuali
Dia yang tercinta

(Sebagai sepasang burung manyar
Merana
Takut  digusur pelebaran kota,
Dulu

Mungkin engkau ingat, 
Di Sungai Yang Tze
Engkau,  putri raja
Ayu
Jelita
Baik hati
Jatuh cinta
Mati

Padaku
Tukang kuda
Istana
Jelek legam
Buruk rupa ,
meski hanyut
Dibawa air sungai waktu
Kita terus ber- reinkarnasi
Walau sebagai sepasang burung manyar
Kesepian
Di jaman modern
Nir bahagia
Takut kehilangan
Sarang terakhir
Di pohon kelapa terakhir
Kampung terakhir)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun