Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Gadisku Elang Paling Berani

30 Oktober 2020   00:38 Diperbarui: 31 Oktober 2020   00:18 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melepas

Anak gadis

 pergi mondok ke.pesantren

Seperti melepas busur

Selepas kepasnya

Sejauh jauhnya

Di jalan Tuhan

Pastilah busur itu ngeri

Terpelanting jauh

Dari gendewa

Ibu busur

Yang  iklas

Lagi telengas

Membidik target

Burung terbang

Rusa lengah

Kelinci pasrah

Atau sekedar memintas waktu

Melewati telaga rindu

Semak berduri

Onak beracun

Betapapun anak panah

Adalah mata jeli

Visi terjauh

Melampaui

 Mata senja

Rabunmu

Tertutup kabut katarak

Fobia

Fobia

Masa lalu

Melepas anak memanah

Misinya sendiri

MandirI~

Memilah sasaran terjauh

Terindah

Terbagus

Terserah

Inginmu Nduk

Dunia kita

Dunia pilihan

Biru kata romo biyungmu

Merah putih 

Katamu cah ayu,

Manis

Kata kami

Pahit empedu

Katamu cah manis

Kita selalu beda selera

Beda jaman

Melepasmu terbang sendiri

Menjauh

Dari jarak terdekat

Dari pelukan kami

Getir

Perih

Secemas induk elang

Saat mendorong

Anak anak berbulu tipis

Dengan sisa bulu jarum ,

Menukik

Jatuh

Dari sarang tinggi

Pohon tua langka

Langsung menghujam

Cadas batu batu

Tajam mengancam

Nyawa

Menggetaskan hati

Tapi ajaib

Entah kekuatan mantera

Pekik induknya

Atau sayap malaikat 

Yang sembunyi

Di balik angin balik

Elang elang muda itu

Mengayuh angin

Sampai ke seberang bukit

Sejak terbang pertamanya

Yang menggiriskan hati

Elang

Epang

Muda nir pengalaman itu

Tak pernah pulang

Ke sarang tempatnya

Sembunyi

Di.ketiak sayap induk penyayangnya lagi

Anakku

Engkau sekarang sudah menjadi gadis

Pilih tanding

Pilih ajang nyali 

Menguji segala ketajaman cakar

Dan paruhmu

Bertarunglah sebagaimana

Jurusj jurus terbang

Yang romomu ajarkan

Kasihi teman temanmu

Selayaknya saudara satu sarang barumu

Jangan berebut cacing

Anak tikus lengah

Belalang naas

Dan anak anak ayam

Yang tidak menurut

Induknya

Anak gadisku

Kami antar engkau

Dengan sejuta rasa

Yang tak terperi

Mengunci lidah

Membetot sukma

Engkaulah

Darah

Daging

Kami

Engkaulah penerus

Cerita tangguh sepasang elang 

Gunung kembara

Gunung tertinggi

Tanah jawa

Engkaulah elang muda

Tercerdik

Tercepat

Tertangguh

Terbanglah anakku

Pertahankan sarang barumu

Biar sarang lapuk ini

Kami jaga

Untuk adik adik elangmu

Sarang ini

Masih sarangmu

Kapanpun

Engkau pulang

Nduk cah ayu

Pemilik pelangi kasih sayang kami

Alam menjagamu

Teman teman elangmu

Dan sang maha pencipta Elang

Mengawasimu

Dengan mata tajamnya

Melindungimu

Dengan sayap

Paruh

Cakar

Tajamnya

Melebihi 

Berlipat kali

Daya elang paling kejam 

Demi melindungi  elang muda 

Pun sarang kesayangannya

Jadilah elang paling elang

Nduk cah ayu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun