Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

SOS Geger Kalong SOS!

29 Oktober 2020   00:05 Diperbarui: 29 Oktober 2020   10:35 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya 100 km  pejam, spedo meter kugeber sampai angka 150 km. Lalu 170 dan hampir menyentuh 200 km. Sunggub aku belum pernah melakukan aksi itu, seolah aku pembalap mobil formula satu saja.

Anehnya jalan yang tadinya berkelak kelok sekarang terlihat lurus dan lebar, juga tinggi. Tiba tiba muncul jalan layang yang amat mulus , lebar dan tinggi. Ini jalan yang belum pernah kulihat ada di dunia nyata. Jalan apa ini. Kali ini aku seperti mendapat jalan khusus, ijin dari leluhur untuk berupaya menunda kemalangan ratusan manusia.

Entah sudah berapa lama aku memacu kendaraan mesin besarku, menuju Bukit Geger Kalong. Langit pun benderang. Biru.

Agak jumawa juga rasanya, bisa membawa mobil serasa terbang, sampao spedometer mentok 220 km perjam. Aku sangat optimis. Bisa tiba tepat waktu. Terlihat di kejauhan. Bukit berhutan itu di depan mata.

Langit mendadak gelap gulita. Petir datang bergantian, langit penuh dengan tumbukan cahaya. Menakutkan. Menggetarkan hati.

Lampu mobil, wiper kaca kunyalakan. Lalu ada sesosok ibu dan anak bayinya kehujanan, menghadang di tengah jalan. Melihat itu, hampir saja aku menumbuknya.Lalu ku rem mobik sekuatnya. Untunglah, bisa berhenti tepat hanya sejengkal dari sosok ibu dan bayi malang itu. Hampir saja.

Segera kubuka pintu mobil, dan mencoba menolong mrreka . Heran juga, kenapa keduanya berhujan hujan di tengah jalan.

Makin kudekati, makin terlihat, mata ibu dan bayinya menyala merah dan tajam

 Ketika kusentuh tubuhnya, terdengar tawanya mengikik. Menyeramkan.

Ibu dan bayi itu berubah menjadi sepasang ular ganas yang menyemburkan api. Kaget aku, dan aku bertahan sebisanya. Ilmu silat tenaga dasar pesantenan otomatis keluar begitu saja. Aku melompat kesana kemari.  Salto tinggi rendah menghindari serangan mematikan mereka.

Pada satu kesempatan ular naga lebih kecil kutebas kepalanya dengan hantaman aji Bayu Bajra. Putus kepalanya darahnya muncrat kemana mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun