Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perlukah Anak Dihipnotis Biar Baik? (Bagian 2)

23 Mei 2018   12:50 Diperbarui: 23 Mei 2018   12:53 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Bagaimana komunikasi yang menghipnotis ?, bagaimana jembatan komunikasi yang efektif bisa menjadikan jembatan penghubung antara dunia anak dan orang tua ? " nantikan ulasan pada bagian ke dua yah, saya akan kupas apa memang perlu anak dihipnotis ?

Melanjutkan ulasan yang sebelumnya tentang "Perlukah anak dihipnotis biar baik ?" ( bagian 1 ), bahwa saya menjawab bahwa "TIDAK PERLU ANAK DIHIPNOTIS BIAR BAIK". Kalau dalam konteks dan makna hipnotis andalah anak anda dilakukan "Stage Hypnosis" atau aksi seperti hipnotis yang kaya di panggung -- panggung dan televisi.

Anak tidak perlu untuk di hpnotis kalau yang dimaksud hipnotis itu adalah hipnotis formal, anak di lakukan induksi dan sugesti yang diharapkan orang tua, dimasukkan secara paksa atau "direct suggestion" ke anak biar anak di minta jadi baik, penurut, rajin dll.

BISA ATAU TIDAK ? 

Pertanyaan yang mucul bisa atau tidak anak dihipnotis demikian ?, saya jawab bisa selama anak dalam kondisi "trance", dan seorang hypnotist ( juru hipnotis ) akan mampu melakukan itu selama anak koperatif dan bisa dibuat nyaman maka ia akan bisa dipandu masuk dalam kondisi hypnosa (seperti orang tidur) dan saat itu sugesti yang diinginkan orang tua bisa masukkan dengan mengatakannya langsung.

APA PASTI BERHASIL ? 

Belum tentu !!!, kenapa ? karena sejatinya pikiran manusia memiliki sebuah siste pertahanan / perlindungan ( critical area ) ia akan menerima sugesti kalau sekiranya sugesti itu aman bagi nya dan akan diproses menjadi keyakinan baru.

Menariknya pada kasus anak yang mengalami perubahan prilaku dan dianggap nakal, maka ia kritikal area akan sangat aktif dan relatif tidak mau menerima saran dan masuka orang tua, atau orang yang dianggap temannya orang tua, hal ini yang sering menjadikan hypnotherapy pada anak tidak mudah, ada beberapa hal yang perlu diperhatika termasuk skenario biar klien anak bisa nyaman bertemu dengan therapist bukan sebagai orang yang berada di pihak orang tua yang dianggap bermasalah.

KOMUNIKASI HIPNOTIK

Terus bagaimana penanganan kasus seperti itu, disini perlunya menciptakan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, anak relatif akan menganalisa setiap kalimat orang tua atau orang lain yang sekiranya akan mengganggu kesenangannya di dunianya salah satunya bermain.

Maka orang tua harus memiliki ketrampilan yang luwes dalam berkomunikasi sehingga anak tetap nyaman yaitu dengan belajar pola komunikasi hipnotik, yaitu pola kalimat yang membuat anak terhipnotis ( terpengaruh ) tanpa masuk dalam kondisi ia terhipnotis seperti di televisi.

Anak tidak akan menyadari kalau sebenarnya pola kalimat yang digunakan berkomunikasi orang tua nya mengandung unsur hipnotik ( mempengaruhi ).

Contoh :

  • Jangan melarang anak, tapi mengizinkan dengan catatan atau sugesti yang terselubung.
  • " ya boleh kalau mau maen nak, tapi jangan sebentar aja ya, nanti cepat pulang "
  • Saat mengingatkan anak pulang, jangan permalukan depan temannya
  • " maennya sudah apa belum nak ?, kalau belum nggak papa lanjutkan aja tapi ini sudah malam besok maen lagi nggak papa yah ? "
  • Menolak keinginan anak
  • " boleh..., kamu maunya kapan belinya tapi hari ini ibu ada kegiatan nak, kalau besok aja gimana ? "
  • Anak masih memaksa
  • " ya udah kalau maunya hari ini, karena ibu nggak bisa kamu maunya gimana ?, apa mau besok sama bu atau sekarang tapi ibu nggak ikut ?, ibu pingin ikut loh...
  • Memerintah tanpa memerintah
  • " nak .., kayaknya kamu bisa nggak yah bantu ibu ambilkan / belikan sesuatu disana ? "

Dan tentunya masih banyak kalimat / kata yang memiliki pengarush besar anak relatif akan nyaman mendengarnya.

MASUK DUNIA ANAK DAN AJAK IA KE DUNIA ORANG TUA

Kesimpulannya adalah saat bicara dengan anak kita harus bisa masuk kedunia anak dulu, ikut bermaen dan peduli dengan kegiatannya dan tanyakan apa kesukaannya, dan jadilah sahabat anak baru anak diajak masuk ke dunia orang tua.

Contoh : setelah ikut bermain dengan anak, anak diajak ke dunia orang tua dengan mengatakan "cantik, ibu sayang kamu, kamukan udah besar sekarang, kamu boleh ko kalau mau lakukan apapun tapi ingat ya, dengar ibu baik -- baik yah, mulai sekarang kita sahabat, apapun yang ibu katakan dan ibu lakukan demi kamu, kan kamu anak ibu yang paling cantik, jadi anak yang nurut, dengerin kalau ibu bilang sesuatu, jadi anak yang baik yah... " katakan kalimat itu pada setiap waktu momen kebersamaan, ajak ia memahami bagaimana rasanya perasaan orang tua padanya.

ORANG TUA PERLU BELAJAR HYPNOSIS FOR PARENTING

Hal ini yang menjadi penting adalah bukan anak dihipnotis, tapi sangat penting orang tua menguasai dan mengerti bagaimana pola komunikasi yang menghipnotis, artinya ANAK MEMANG PERLU DIHIPNOTIS BIAR BAIK, tapi bukan dihipnotis seperti di televisi -- televisi, tapi DIHIPNOTIS ORANG TUANYA yaitu dengan menjadi orang tua yang memiliki daya hipnotis.

Bukan ditakuti, tapi setiap kalimat, perkataan dan prilakunya mempengaruhi dan menghipnotis anak sehingga tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga sangat penting orang tua belajar Hypnoparenting yaitu belajar tehnik komunikasi sebagai jembatan untuk masuk ke dunia anak dan mempengaruhi pikiran bawah sadarnya untuk mudah menerima dan memahami apa yang dikatakan orang tua.

Sekian dulu, dan semoga bermanfaat

Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hypotherapist MPC School of Hypnotism
WA : 085742201850

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun