Mohon tunggu...
Muslim Azhari
Muslim Azhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik Tangisku

30 Oktober 2018   11:16 Diperbarui: 30 Oktober 2018   13:55 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

detik itu menjadi saksi,
saksi saat-saat genting itu..
suasana yang hangat tak lagi terasa
dingin pun tak lagi berarti..
teringat ketika hangat air mata dan pelukanmu kurasakan..
kini seketika akan berubah menjadi kenangan belaka

tatapan mata itu seolah pertanda, untuk terakhir kalinya..
suara mu mulai lirih membuat hati ini seketika perih..
seolah semua pertanda hari itu, adalah hari terakhirku berada disampingmu..
raga ini berat hati ini melemah,
tak kuasa ku tahan rasa perih yang terus mendera detik demi detik..

maafkan aku..yang masih menyisakan luka dihatimu
maafkan aku..yang belum bisa menorehkan senyuman bangga di wajahmu
(Baca juga: Pelukan dan Manfaatnya Bagi Jiwa)

dengan tangan ini aku topang tubuh lemahmu, tapi belum mampu untuk membalas jasamu
dengan tubuh ini kau ku pangku, namun tak juga mampu menggantikan lelahmu
dengan langkah ini, ku antarkan dirimu menuju tempat peristirahatanmu
namun juga takkan bisa dan takkan pernah dapat mengganti lelah langkahmu saat membesarkanku

kini hanya air mata ini yang bisa mengenang senyum di wajahmu
hanya air mata ini yang menjadi pengingat semua nasihatmu
doa ini ku antarkan sebagai penghiburmu,
doa ini ku antarkan sebagai pelepas sakitmu,

terkenang nasihat dan senyumanmu dalam tiap tangis suka dan duka ku..
untukmu...ibu dan ayahku

(Baca juga: Hindari Kanker Pada Anak Mulai dari Sekarang)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun