Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang bapak satu anak. Mahasiswa prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Goro-Goro: Prolog

20 November 2019   16:05 Diperbarui: 20 November 2019   16:18 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Benarkah eyang pernah bertemu dengan beliau? Bagaimana wujudnya! Beritahu aku eyang! Dimana pertapa itu berada!" Dengan setengah teriak sang  pemuda meraih tangan sang kakek, mengguncangnya  dengan penuh gairah. Sang kakek sampai terbatuk oleh ulahnya.

"..sabar, sabar anak muda.."

"Maaf kek hamba terlalu bersemangat."

Kakek pun melanjutkan ceritanya.
"Hah... sebenarnya tidak ada yang tahu pasti dimana keberadaannya. Orang-orang hanya tahu dia berada di gunung Srangkeng ini, tapi tidak tahu tempat pastinya, kata orang pertapaannya tidak bisa dilihat di dunia nyata..."

"Lantas bagaimana eyang bisa bertemu dengan beliau? Apakah eyang juga seorang yang sakti?" Potong pemuda itu lagi tidak sabar.

"Tidak.. aku hanyalah penduduk biasa, Kalau tidak salah, aku bertemu dengannya secara tidak sengaja, ketika itu aku sedang mencari tanaman langka bahan ramuan untuk obat, ada di sekitar air terjun grojogan setan..."

"Lantas dimana air terjun itu berada eyang?" Sang pemuda memotong lagi.

"...diatas sana, berjalanlah ke arah barat, engkau akan memasuki hutan belantara yang disebut Alas Prewangan, di dalam belantara itulah kau akan menemukan air terjun itu. Tidak ada satupun penduduk perkampungan bawah sana berani menuju kesana. Aku sendiripun baru sekali kesana dan beruntung bisa keluar."

Pemuda itu pun tersenyum, air mukanya terang, tak dirasakan lagi penat yang sedari tadi mengusiknya. Bangkit ia dengan tergesa dari duduknya dan kemudian  mengucapkan terima kasih pada sang kakek dan pamit untuk melanjutkan perjalanan.

"Berhati-hatilah anak muda! Hutan belantara itu sungguh angker dan dikeramatkan oleh penduduk! Jaga dirimu baik-baik! Jangan bertingkah laku sembarangan!" Ucap sang kakek tua itu memberi nasehat sebelum sang pemuda berjalan terlalu jauh. Namun tekad pemuda itu nampaknya sudah membaja dalam jiwanya, pemuda itu terus berjalan dan berjalan kemudian menghilang dari pandang mata sang kakek dibalik rimbunnya semak dan pepohonan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun