Mohon tunggu...
Ayu SittaDamayanti
Ayu SittaDamayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang ibu rumah tangga jebolan ilmu hukum, pecinta sastra dan parenting

Ibu rumah tangga dan dunianya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah

7 Desember 2021   21:34 Diperbarui: 7 Desember 2021   21:47 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Rumah tercipta dari pondasi impian dan harapan

Awal mimpi dan cinta bermula

Tempat mengendapkan lara dan letih 

Rumah

Titik terbaik menyambut fajar 

Melalui pintunya, langkah kaki dimulai menjemput dunia

Bergulat dengan penat

Rumah

Titik terbaik menikmati senja

Ketika kehangatannya menyusup 

Seketika menyulap penat menjadi pahatan perjuangan

Rumah

Tak ada takaran nyaman dalam ukuran rumah, yang ada  hanya menakar kenyamanan penghuninya

Tempat rasa syukur bermula

Tempat membangun kembali runtuhnya kekuatan diri

Rumah

Ketika menjadi puing

Menyisakan pondasi berlumut

Berganti penghuni

Laba-laba mulai berlomba membangun sarang 

Tak ada lagi yang mengusiknya

Rumah

Kini menjadi prasasti kenangan

Hanya bisa utuh dalam ingatan yang kian kabur tertutup kabut kehidupan

Ia abadi dalam ruang rindu

Ruang yang kian hari kian terasa sempit

Menghimpit hingga sesak dipenuhi rasa sesal

Sesal tak menikmati tawa dengan hati, tak menyelami tangis lebih bijaksana

Rumah

Tempat awal kehidupan dilahirkan

Tempat terakhir menutup kehidupan

Rumah, tunggu aku pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun