Masyarakat Desa Mancung Kecamatan Kelapa Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, gelar tradisi 7 likur pada Rabu malam, (26/03/2025).
Tradisi 7 likur dilaksanakan setiap tahun digelar oleh masyarakat Desa Mancung di bulan Ramadan memaknai menyambut malam ke 27 hari umat Islam menjalani ibadah puasa bulan Ramadhan. Tradisi 7 likur juga menyambut malam Lailatul Qodar.
Seremonial 7 Likur Desa Mancung diawali dengan buka puasa bersama di Masjid Nurul Iman, Pukul 18.00 WIB dihadiri masyarakat dan tamu undangan, berlanjut simbolis menyalakan lampu likur, peninjauan dan penilaian gapura lampu kreasi, dan menuju alun-alun hiburan rakyat.
Semarak 7 Likur, warga Desa Mancung jelang malam menghidupkan lampu api likur di depan rumah yang telah menjadi tradisi turun-temurun.
Lampu api likur terbuat dari botol bekas diisi minyak bersumbu, dinyalakan diletakan di pinggir jalan depan rumah warga.
Setiap tahunnya warga Mancung membuat gapura kreasi api likur, api likur dibentuk menyerupai berbagai macam gambar seperti bangunan, hewan dll.
Gapura api likur menjulang berukuran besar terbuat dari kayu, berdiri di atas jalan raya dibuat secara gotong royong oleh masyarakat antar RT Desa Mancung.
Terlihat ribuan masyarakat silih berganti di malam itu meninjau gerbang api likur, ada berjalan kaki juga menggunakan kendaraan untuk mengabadikan momen kemegahan gapura api likur, dan memadati alun-alun melihat pentas hiburan rakyat.
Kades Mancung Herlizon mengatakan perayaan 7 likur sampai sekarang masih tetap lestari dan ini berkat masyarakat semua yang ada di Desa Mancung.
7 likur ini merupakan suatu kebudayaan yang tidak bisa kami tinggalkan dari nenek moyang leluhur kami, menurut kami budaya ini sangat wajib dipertahankan karena merupakan kebudayaan di Bangka Barat, khususnya di Prov. Kep. Bangka Belitung.
Muhammad Ali Kepala Disbudpar Bangka Barat hadir mewakili Bupati mengatakan, kegiatan 7 likur ini sangat luar biasa, dengan segala kekurangan yang ada, tapi masyarakat Mancung baik Pak Kades, dengan tim, panitia dan seluruh masyarakat mancung dapat melaksanakan ini dengan baik, walaupun dengan efisiensi anggaran, dan tetap meriah seperti tahun sebelumnya, tentu kami dari Pemkab Bangka Barat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mendukung mengapresiasi kegiatan ini, dan memang pada dasarnya kegiatan tujuh Likur Desa mancung merupakan event adat nomor dua terbesar di Kabupaten Bangka Barat, ini sangat luar biasa di Bangka Belitung.
Kita lihat di medsos hanya Desa Mancung yang ada 7 likur yang dilaksanakan di malam 27 Ramadan setiap tahun dilaksanakan dengan meriah dan ada gapura, di mana gapura gapura ini di lomba kan yang dilaksanakan oleh enam RT yang ada di Desa Mancung.
Muhammad Ali dalam sambutannya mengatakan, pertama-tama sebelum saya menyampaikan sambutan, saya ingin menyampaikan permintaan maaf dari Pak Bupati dan Pak Wabup yang belum bisa hadir beliau-beliau menitipkan salam, semoga kegiatan tujuh likur ini berjalan dengan lancar dan sukses.
Yang saya hormati PJ. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang dalam hal ini diwakili oleh staf khusus gubernur Kepulauan Bangka Belitung Bapak Ahmadi Sopian yang juga dikenal sebagai Atok Kulop terima kasih telah hadir pada malam hari ini, beliau cukup ragu karena perubahan setatus dan harap maklum Pak gubernur dan wakil gubernur belum bisa bersama kita, Karena rencana pada hari ini pelatikan mungkin ditunda besok.
Yang saya hormati tokoh masyarakat Mancung Pak Mansyah, Anggota DPRD Bangka Barat, Pak Noval, Pak Dafa, Buk Nola, Buk Mery, Pak Matius, terima kasih telah mendukung kegiatan ini dengan sepenuh hati, Anggota Komisi 3 telah berjuang agar Pemkab Bangka Barat juga dapat membantu kegiatan ini, tapi apa boleh buat karena untuk efisiensi anggaran pada tahun ini cukup besar, yang saya hormati Kapolsek dan jaran, Danramil Kelapa beserta jajaran, Kades Mancung, Pak Herlizon yang sangat luar biasa kepada seluruh Panitia Fesfival 7 likur Desa Mancung yang telah melaksanakan acara ini berjibaku dengan dana yang seadanya, namun pelaksanaannya tidak jauh kalah dengan tahun sebelumnya.
Alhamdulillah puji syukur kita Panjatkan kehadiran Allah SWT dimalam yang cerah ini dapat bersama- sama hadir dalam rangka memperingati, merayakan, memeriahkan festival Budaya 7 Likur Desa Mancung Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat tahun 2025 1446 Hijriah.
Hadirin kami hormati tentu saja kami Pemkab Bangka Barat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat mendukung penuh kegiatan ini setiap tahun ditahun 2023 Pemkab Bangka Barat melalui Disbudpar membatu 15 Juta, ditahun 2024 kami membantu sebesar 50 juta rupiah kenapa kami bantu sebesar itu kami tahu menyadari mengapresiasi bahwa kegiatan Festival Budaya Tujuh Likur Desa Mancung Mancung ini event budaya nomor dua terbesar yang ada di Bangka Barat, setelah perang ketupat yang ada di Tempilang, dan ditahun 2024 ini dengan adanya efisiensi anggaran recofusing juga membayar hutang yang tertunda ditahun 2024 maka dinas kami juga terkena recofusing hampir 3 Milyar.
Saya kepala dinas setiap dalam posisi anggaran yang normal akan saya debat dan berkelahi untuk ini untuk mempertahankan kegiatan ini, apa pun kegiatan di dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar terus berjalan namun dengan defisit anggaran yang cukup besar maka saya juga harus berfikir untuk Kab Bangka Barat kedepan ditahun 2026 agar APBD Bangka Barat 2025 ini segera sehat sehingga 2025 kita bisa menjalankan kegiatan secara normal.
Jadi saya berharap kepada seluruh masyarakat Desa Mancung khususnya Kecamatan Kelapa jangan sekali kali menyalakan Pak Bupati dan Pak Wabup yang saat ini masih definitif menjabat sebelum dilantiknya Bupati baru, karena Pak Bupati dan Pak Wabup tidak ada salah sedikitpun dengan hal ini, apa lagi menyalahkan Bupati dan wakil Bupati yang akan dilantik nanti Pak Markus dan Yus Derahman karena kenapa anggaran untuk event budaya dari bulan Maret sampai dengan Desember itu di recofusing semua habis jadi mohon itu untuk dapat dimaklumi jadi kalau ada yang disalahkan mungkin bisa disalahkan kepada saya sendiri tidak masalah karena sebagai seorang pemimpin harus siap menerima yang terbaik maupun yang terburuk.
Saya harapkan kepada masyarakat Mancung juga jangan menyalakan anggota DPRD Bangka Barat perwakilan Dapil Kelapa, karna kenapa saya sendiri sekitar dua minggu yang lalu masih berdebat panas dengan komisi 3 Baik Pak Noval yang memperjuangkannya sangat luar biasa, Buk Nola, Matius Mery semua memperjuangkan agar kegiatan itu harus berjalan ini meriah didukung dengan dana yang cukup untuk para panitia, jadi perjuangan anggota DPRD Bangka Barat dapil Kelapa sudah sangat luar biasa memperjuangkan agar kegiatan ini berjalan dengan lancar, kita terus berdoa agar APBD Bangka Barat segera sehat dan baik sehingga ditahun 2026 seluruh kegiatan bisa dilaksanakan semua dengan lancar baik.
Dan tentu saya berharap  sebagai warga negara Indonesia saat negara dalam tidak baik baik saja tentu kita harus mendukung penuh apa lagi saat Kabupaten kita juga sedang tidak baik baik saja di situlah kita diuji sebagai warga masyarakat Bangka Barat untuk mendukung pemerintah menjalan roda pemerintahannya yang harus dilaksanakan, jadi sekali lagi mohon kepada masyarakat Mancung memaklumi mengapa ditahun ini kami tidak bisa memfasilitasi kegiatan Festival Budaya Tujuh Likur Desa Mancung yang sangat luar biasa, saya sangat mengapresiasi kepada seluruh panitia Pak Kades yang menjalin kegiatan ini sangat luar biasa dengan dana yang seadanya tetap meriah seperti tahun sebelumnya kita berharap nanti kedepan lebih meriah dan lestari.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Gubernur Bangka Belitung yang diwakili oleh Stafsus Ahmadi Sopian mengatakan, Gubernur terpilih Bapak Hidayat Arsani dan Ibu Gubernur, Wakil Gubernur Ibu Heliana rencananya tadi di lantik dan ternyata ditunda informasinya besok akan di lantik dan Bangka Belitung akan punya gubernur yang baru semoga dengan gubernur yang baru ini nanti perayaan adat istiadat yang menjaga nilai-nilai luhur budaya itu harus semakin ditingkatkan kita ingin provinsi ikut membantu acara-acara di Kabupaten.
Jangan hanya diserahkan kepada Kabupaten dan itu berulang kali saya bicara kepada Dinas Pariwisata di provinsi, termasuk tahun lalu di depan gubernur saya termasuk orang yang protes, kenapa desa Mancung tidak ikut bantu oleh provinsi ketika perayaan tujuh Likur dan itu di depan Pak Kades dan Bang Kas Roni, kawan-kawan semua, satu-satunya di bangka Belitung yang merayakan Tujuh Likur se-meriah ini cuma Desa Mancung dan satu-satunya perayaan malam hari desa Mancung, yang lainnya ada Maulid di Desa Kemuje pagi sampai sore, Muharam di Desa Kenanga pagi sampai sore, ada lagi Ruah Kubur dan segala macam itu semuanya siang, satu-satunya yang merayakan malam hari cuma Desa Mancung ini bagian dari menjaga nilai leluhur kita budaya kita.
Saya masih teringat, pada tujuh likur ketika di kampung waktu masa kecil dulu kita pakai mobil-mobil tarik lilin. Dan sekarang sudah tidak ada lagi. Masuk ke wilayah sini baru terlihat wilayah Bangka Barat perayaan tujuh likur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
