Mohon tunggu...
Yusuf Baktihar
Yusuf Baktihar Mohon Tunggu... Guru - Early Childhood Educator

parenting tips, dunia anak dan cerita orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Anak Terlambat Bicara, Pengaruh Donat dan Susu

14 Mei 2020   19:09 Diperbarui: 14 Mei 2020   19:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kemampuan bicara bagi anak kecil adalah salah satu point penting dan sangat serius apabila terjadi keterlambatan. Orangtua akan sangat khawatir jika itu terjadi pada anaknya. Ditambah lagi jika lingkungan sekitar berkomentar dengan cara membanding-bandingkan anak kita dengan anak yang lain. Kita akan bertambah stress dan panik.

Keterlambatan bicara apabila masih dalam jangka waktu aman biasanya tidak dianggap perlu penangnan khusus. Tapi saya tidak pernah menunggu keterlambatan itu terjadi. Stimulus atau latih kemampuan bicara anak selalu saya sarankan kepada para orang tua yang berdialog seputar masalah bahasa.

Ada cukup banyak anak yang ada di kelas saya memiliki kemampuan bahasa yang dibawah rata-rata disebabkan oleh pola makan yang berantakan. Dalam hal ini mereka sama-sama suka mengonsumsi donat, susu dan cokelat tanpa kontrol. Akibatnya kemampuan bahasa mereka tidak sebaik anak sebayanya. Apa hubungan kemampuan bahasa dengan donat atau susu?

Metabolisme tubuh anak tidak sama dengan orang dewasa

Anak yang mengonsumsi makanan yang mengandung gula, susu ataupun cokelat biasanya memiliki tenaga yang lebih banyak dari anak yang lain. Di kelas, anak-anak tipe seperti ini disarankan oleh guru untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut atau menambah kegiatan fisik seperti berolahraga sebelum masuk kelas. Apakah ini menganggu proses belajar?

Anak dengan tenaga yang sangat banyak cenderung tidak merasa nyaman duduk tenang di kelas. Anak tersebut akan berlarian dan cenderung terlalu aktif. Sehingga informasi yang disampaikan oleh guru tidak sampai. Berbeda dengan anak dengan tipe belajar kinestetik, yaitu tipe belajar yang melibatkan gerak tubuh, anak tipe belajar kinestetik sama-sama aktif tapi tetap bisa menerima informasi.

Anak dengan masalah intoleran laktosa atau alergi yang lain

Tidak semua anak bisa dengan bebas mengonsumsi makanan tertentu. Ini harus dengan bantuan ahli. Ada yang alergi dengan susu sapi, telur, ataupun bahan yang ada pada makanan seperti tersebut diatas. Masalahanya adalah, tidak semua reaksi alergi itu berupa masalah kulit. Banyak yang tidak ada reaksi apa-apa selain prilaku yang super aktif. Sehingga orang tua cenderung mengangapnya biasa saja.

Apa hubungan dengan kemampuan bahasa?

Jika kita mempelajari proses mekanisme terjadinya kemampuan bahasa. Maka kita akan tahu bahwa prosesnya adalah anak menerima kosakata melalui mata atau telinga kemudian memproses dalam otak dan mengungkapkannya melalui ucapan. 

Nah, anak dengan tingkat pergerakan terlalu aktif disebabkan oleh makanan ini cenderung kesusahan memproses informasi. Biasanya anjuran ahli terhadap anak -anak dengan masalah tersebut  akan meminta kepada orangtua untuk lakukan dietpada anak dari makanan-makanan yang tidak mudah diproses oleh metabolisme tubuh mereka

Apa komentar orangtua setelah terapkan metode diet bagi anaknya?

Banyak dari orangtua di kelas saya yang memiliki masalah yang sama dan pernah disarankan oleh dokter untuk melakukan diet terhadap makanan-makanan tertentu. Artinya mereka diharuskan untuk menghindarinya atau mengurangi porsinya. Anak mereka lebih tenang, sehingga mudah menerima informasi dari luar. Dan kemampuan berkomunikasinya semakin baik. Cerita ini banyak diterima oleh guru-guru ketika saran mereka sudah dilakukan oleh orang tua. Lain halnya jika anak yang terdiagnosa terlambat bicara oleh ahli karena alasan lain. Maka anak tersebut harus ditangani oleh terapis profesional.

Yusuf Baktihar, Trainer Tumbuh Kembang Bayi dan Guru Preschool

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun