Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bandot Tua dan Cinta Itu Buta

19 Oktober 2025   19:58 Diperbarui: 19 Oktober 2025   19:58 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hanya ilustrasi. Lelaki tua dan perempuan muda. Sumber gambar: standret | iStockphoto 

Cangkir kopi itu terhenti di udara, lalu Felix Tani menaruhnya kembali, tak jadi meminumnya. Memandangku lekat, sorot matanya menyiratkan rasa tak percaya.

"Niken? Maksud kau, Niken yang di depan rumahku itu?" Felix menyelidik.

"Memang ada di dunia ini yang lebih cantik dari Niken?" tanyaku, retoris.

"Kau tidak salah makan obat 'kan?" Kata-kata Felix lebih meluapkan rasa jengkel.

"Kenapa?"

"Kau? Kau ... jatuh cinta kepada Niken?"

"Belum sejauh itu. Masih saling menjajagi."

"Menjajagi, katamu?! Hey, Pak Tua! Kau masih ingat data-data di KTP-mu?"

Baca juga: Tidak Seperti Puisi

"Maksud lu?"

"Lihat umur kau. Jauh, jauh sekali jaraknya dengan si Niken. Niken itu kan seusia anakmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun