Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Repertoar Luka

30 April 2025   06:07 Diperbarui: 2 Mei 2025   18:39 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Repertoar Luka. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | Dokumen pribadi 

Setiap hari kita hanya menghitung
Kapan mimpi-mimpi cinta
menjadi cinta impian

Ombak menghempas bibir pantai
Siluet burung camar
Berterbangan
Senja yang sebentar lagi mengucapkan
selamat tinggal

Adakah pesan tersampaikan
Di antara deru angin dan gulungan ombak
Sementara perahu-perahu nelayan terjepit
di lautan luas
Oleh tumpahan minyak dan kapal-kapal
yang buas

Anak-anak sekolah berdiri di simpang jalan
Terayun-ayun oleh gonta-ganti peraturan

Dan cerita air mata di Balaikota
Berharap sebagai petugas kebersihan
Dengan ijazah sarjana

Nyanyian tak selalu berhenti pada coda
Karena nanti sering ada lanjutannya

***

Baca juga: Puisi | Luka Hening

Lebakwana, April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun