Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Cinta, Dosa dan Luka Saling Bertaut

19 Agustus 2025   12:54 Diperbarui: 19 Agustus 2025   12:54 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
La tahzan: skrinsyut


Ada yang berkata, pengkhianatan adalah luka yang tak pernah benar-benar sembuh. Ia mungkin tertutup waktu, tapi bekasnya selalu tinggal. Film La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka mengajak penonton masuk ke ruang yang paling rapuh dari sebuah rumah tangga: titik ketika cinta berubah menjadi perselingkuhan, ketika kehangatan keluarga digantikan dingin kecurigaan, dan ketika doa "la tahzan" ---jangan bersedih--- terdengar lebih sebagai penghiburan yang getir daripada solusi.

Film garapan Hanung Bramantyo ini meminjam sebuah kisah nyata yang sempat viral di media sosial. Cerita yang tadinya hanya potongan status, video singkat, dan curhat digital, kini diangkat ke layar lebar dengan kemasan sinematis. Dari semula gosip yang lalu-lalang di TikTok, berubah menjadi sebuah drama keluarga penuh air mata. Apakah berhasil? Di sinilah kita perlu menelusurinya.

Cinta yang Retak

Marshanda kembali ke layar lebar lewat tokoh Alina, seorang ibu dengan dua anak, Rere dan Malik. Bersama sang suami, Reza (Deva Mahenra), Alina membangun keluarga yang tampak harmonis. Namun harmoni itu perlahan tergerus rutinitas. Alina sibuk dengan bisnis jasa titip ke luar negeri, sementara Reza merasa kesepian. Kesenjangan hadir, dan di sanalah Asih (Ariel Tatum), sang pengasuh baru, masuk ke celah kosong itu.

Tak butuh waktu lama, hubungan majikan dan pembantu berubah menjadi asmara terlarang. Semua pecah ketika Alina menemukan fakta yang lebih pahit: Asih hamil anak Reza. Drama semakin mencekik ketika Alina, dengan luka yang menetes di dada, justru memilih merelakan Reza menikahi Asih. Sebuah adegan yang membuat sebagian penonton ingin berteriak, sebagian lagi hanya bisa terdiam.

Luka Batin dan Bayangan Mistis

Kekuatan film ini bukan hanya pada kisah perselingkuhan, tapi juga pada lapisan kultural yang menyertainya. Hanung tidak berhenti pada isu "cinta segitiga", melainkan menyisipkan praktik mistis yang dilakukan Asih demi mempertahankan Reza. Unsur ini menambah kompleksitas: seolah menyatakan bahwa cinta bukan sekadar soal hati, tapi juga soal kuasa, manipulasi, bahkan permainan yang melibatkan dunia tak kasat mata.

Bagi sebagian penonton urban, elemen klenik ini terasa terlalu melodramatis. Namun di sisi lain, ia merefleksikan realitas yang masih hidup di masyarakat: ketika cinta tak cukup, sebagian orang mencari pegangan di luar nalar. Dan di situlah judul La Tahzan mendapat makna ambigu. Jangan bersedih, kata doa. Tapi bagaimana tidak bersedih, jika luka dipelihara bukan hanya oleh manusia, melainkan juga oleh "ilmu" yang gelap?

Akting dan Chemistry

Marshanda membawa kedalaman emosi yang jarang ia tampilkan di layar lebar sejak lama. Tangisannya bukan tangisan sinetron, tapi tangisan seorang ibu yang dikhianati, seorang perempuan yang menanggung malu dan hancur di hadapan anak-anaknya. Deva Mahenra tampil meyakinkan sebagai lelaki lemah yang terjebak nafsu, sementara Ariel Tatum memberi dimensi menarik pada Asih: bukan sekadar pelakor yang ditakuti, tapi juga manusia dengan keinginan, kelemahan, dan strategi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun