Kalau aku mati nanti
Simpan saja air matamu
Aku bukan seseorang yang layak ditangisi
Aku juga tak punya sesuatu untuk kuwarisi
Dari dulu aku hanya punya mimpi
Hanya mimpi
Hanya teori
Sedang dunia hari ini
Adalah cerita tentang lambung dan kantong yang terisi
Dayungku selalu patah dalam berperahu
Mungkin ragu atau barangkali juga kurang mampu
Bagaimana bermain ombak
Berhadapan dengan besar gelombang, atau cara menghindari batu karang
Jalanku selalu mendung
Sering hujan jatuh di dalam rumah
Aku sedikit bisa berpuisi
tapi hari ini puisi tak bisa berbunyi
Seperti katamu, "Berapa angka dapat dihasilkan dari sebuah puisi."
Aku tidak tahu
dan memang tidak tahu
Selama ini aku dikelilingi angka-angka, tapi aku tidak dapat meraihnya
Maka kutuliskan puisi
Kutuliskan puisi
Untuk menjaga agar tak hilang ingatan
Ada buku puisiku
Di atas meja
Biarkan berdebu
Kau takkan mengerti
Kau juga tak peduli
Karena buku puisiku takada angka-angka dapat dibangga
Kalau aku mati nanti
Bakar saja
Kalau itu menyempitkan dadamu
Karena hanya mengingatkan
Aku tak pernah berhasil
Mengumpulkan angka-angka