Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Suatu Sore Membincangkan Sore

8 April 2021   20:25 Diperbarui: 8 April 2021   20:40 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Nihat/ Pexels 

Tiga hari yang lalu cahaya sore turun lindap, ada kilau sulit terbaca pada bola mata. Cerita-cerita mendung 

Jalanan diam. Sementara, kembang di halaman menunggu disiram. Tapi ada buah cinta menunggu di beranda, menepis lelah setelah seharian bekerja 

*

Sore, dua hari yang lalu ada genangan air di beranda, sisa hujan pada mata. Diam jalanan. Menghilang ke mana bebunyian 

*

Hari ini sore yang ketiga. Cuaca sedikit berubah. Kali ini jalanan tak lagi diam. Anak-anak selesai mandi, dengan bedak lucu di pipi, baju warna-warni. Menghambur keluar 

Jalan depan rumah pecah 

Tertawa, berlarian; ada yang jatuh dari sepeda 

Melihat dunia lewat tiga kali sore. Waktu yang sama, rumah dan jalan yang itu-itu juga, anak-anak dan sepeda yang kemarin. Namun, ada tiga cerita yang berbeda 

***

Lebakwana, April 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun