Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Dibaca, Cerita Ini Membawa Kematian

25 Juni 2020   00:25 Diperbarui: 25 Juni 2020   00:16 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Vishal Shah/ Pexels 

Aku sudah memperingatkan. Kalau terjadi sesuatu pada dirimu, jangan salahkan aku. 

Baiklah, kalau kamu berkeras ingin mendengarkan. Ini berarti kamu orang yang ketujuh, syarat jumlah yang harus kujalankan, yang harus kukorbankan. 

Ini ritual yang harus kulakoni, agar kehidupan di Desa 7 Batu terus berlanjut. Kamu tahu, Desa 7 Batu adalah tempat yang paling menyeramkan di negeri ini. Hanya sedikit orang yang tahu tempat ini. Tapi sekali mereka masuk, tak ada yang bisa keluar dengan selamat. 

Setiap tahun Desa 7 Batu mengadakan ritual, mencari tujuh orang dari luar desa kami dalam jangka tujuh hari, untuk dijadikan korban sebagai sesembahan kepada leluhur kami. Kalau tidak desa kami akan musnah dilanda bencana. 

Tahun ini adalah giliran keluarga kami untuk mencarinya, dan aku yang ditugaskan. Cara mencarinya sangat mudah. Aku hanya bercerita. Ya, bercerita.                                       

Kesaktian yang diwariskan turun-temurun kepada penduduk Desa 7 Batu, membuat cerita yang kami tuturkan kepada orang lain mempunyai daya magis. Orang yang mendengarkan membuatnya kehilangan daya kontrol pada dirinya sendiri, hingga ia melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri. 

Aku hanya bercerita selintas tentang Desa 7 Batu. Sebelumnya selalu kuingatkan, bahwa setelah mendengar cerita akan menimbulkan kematian. Dan umumnya tak ada orang yang percaya. Malah ada yang menertawakan. 

Sudah mendengar berita kemarin, tentang seorang mahasiswa yang menabrakkan tubuhnya ke arah kereta yang melaju kencang? Mahasiswa itu beberapa saat sebelumnya sudah mendengar cerita dariku. Kemudian terlihat matanya memerah, meracau, dan... itulah yang terjadi. 

Itu hari keenam, dan korban yang keenam. 

Sekarang hari ketujuh, dan kamu orang yang ketujuh. Aku sudah mengingatkan, dan kamu tidak percaya juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun