Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ikhtisar Bumi

28 Maret 2020   05:24 Diperbarui: 28 Maret 2020   05:23 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Pada kicau merdu bersahutan burung-burung, yang kehilangan dahan untuk bertengger, pada dahan-dahan tempat bertampuk rimbun dedaunan, yang batang mulai rapuh untuk bergantung, pada batang-batang roboh berdebam, yang hutan-hutan tempat berdiri remuk penuh luka lebam, pada hutan-hutan, yang perlahan meranggas, tapi tak bisa melawan kerakusan yang sangat culas, pada kerakusan berirama merebut siul burung-burung, yang menjadi tangis pada bumi, yang mengubah tangis menjadi amuk di pembuluh-pembuluh jantung terkutuk 

***

Cilegon, Maret 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun