Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Nyanyian Kaum Pinggiran

17 Januari 2020   22:54 Diperbarui: 17 Januari 2020   22:57 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber:Pixabay.com. 

Bu Kokom terdengar makin tak karuan. 

Tak sampai di situ, bahkan, "Tahu nggak, apa yang dibilang lakilu...? Kata lakilu, gua lebih pulen daripada elo...!" 

Serempak terdengar suara-suara heboh, ada juga yang tertawa. Ada juga yang nyeletuk, "Beras kalee, pulen...!" 

Orang-orang makin keras tertawa. Tapi semuanya tetap menahan diri. Mereka seperti sepakat tak mau mencampuri hal-hal seperti ini. Untung ada yang melerai, itu suara Bang Sanip. 

"Sudah, sudah...!" terdengar suara Bang Sanip. 

Kini Bang Sanip menjadi sasaran kemarahan Bu Kokom. 

Kehadiran Bang Sanip tampaknya meredakan sebentar saja. Bu Kokom masih kesal dan dendam dengan Raisa. Kelihatannya Pak RT juga tidak bisa mendamaikannya. 

Kalau begitu ceritanya, apa perlu kita panggil Pasukan Perdamaian PBB? 

***

Cilegon, Desember 2019. 

Keterangan. Pereks adalah kata-kata "slang" anak Jakarta, untuk pengganti ungkapan "perempuan nakal". Kata pereks itu sendiri konon singkatan dari perempuan eksperimen atau perempuan ekstra. Ungkapan ini kini jarang terdengar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun