Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pulang ke Tanah Kelahiran

6 Oktober 2019   09:06 Diperbarui: 6 Oktober 2019   09:31 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com

      Melayari Selat Sunda aku berpikir, ada apa di kegelapan samudra di bawah sana. Ikan-ikan yang mabuk, karena memakan plastik yang kau buang kemarin, atau kapal-kapal yang karam membawa pesan yang tak sampai pada alamat, atau rindu yang tersangkut di karang-karang, yang kau hempaskan saat amuk meradang 

Menyisir Merak -  Bakauheni adalah seperti mengulang baca perjalanan sebuah kerinduan, tentang masa kanak-kanak: nonton Charles Bronson, David Chiang -  Ti Lung, atau Film India di Bioskop Asoka; main dengan gulungan plastik diikat menyerupai bola, dan tumpukan baju sebagai penanda tiang gawang; mandi di Talang yang kini airnya mengering karena di hulu dibendung untuk keperluan pabrik air kemasan

Dan Pringsewu adalah tempat kelahiran. Kota yang begitu cepat bergerak, atau diriku yang lamban beranjak, atau karena kegenitan dan kecongkakan metropolitan yang tak lagi berjarak                                                

Di sini, di tanah tempat kanak-kanakku, aku membaca tubuhku begitu asing

***

Pringsewu, Oktober 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun